Selamat datang di blogku yang rada-rada gaje ini. berhubung ini adalah FF pertama yang aku post jadi berasa sesuatu gimana gitu XD. udahlah yang penting happy reading deh. please leave your comment after reading, biar saya tahu FF ini bisa dilanjutin gak. sebelumnya gomawo^^
*Mian kalo gaje dan banyak typonya
*Mian kalo gaje dan banyak typonya
You’re My Everything
Author : Veny Sugandhi
Main
Cast : Park Jiseon, Cho Kyuhyun, Lee Sungmin
Sub
Cast : Lee Hyukjae, Lee Donghae, Kim Heechul, Park Jungsu, Kang Sora,
Sunny (SNSD)
Genre : Campur aduk kaya rujak.. kekeke :D
Credit
Picture : PJS Edited
Recommended
Song : Super Junior – All My Heart and
Kyuhyun – Hope Is a Dream That Doesn’t Sleep
***
“Jiseon
anakku, ayo bangun! Ini sudah pagi dan kau harus ke sekolah hari ini”, suara
lembut seorang pria paruh baya bernama Park Jungsoo yang samar namun semakin
jelas ditelinga sang anak dan membuatnya terbangun.
“Ne
appa, aku sudah bangun”. Jawab si anak sambil tersenyum dan membereskan
ranjangnya setelah itu dia langsung bergegas ke kamar mandi dengan raut wajah
yang masih mengantuk namun sangat semangat ke SMU barunya.
@Ruang
Makan
Sambil
mengunyah roti isinya Jiseon berbincang-bincang dengan kedua Ortunya Park
Jungsu dan Kang Sora.
“Amma,
Appa aku tidak sabar lagi ingin melihat sekolah baruku, kata orang disana
guru-guru Prianya sangat tampan dan . . .” omongannya terpotong karena jitakan
ammanya telah mendarat dengan cantik tepat di dahinya.
“Namja
saja yang kau pikirkan, belajar yang baik agar kau bisa menjadi manusia yang
berguna” omel Sora pada anak tunggalnya itu.
“aishh,,
appo amma!! Ini masih pagi tapi Amma sudah menjitakku sekuat ini” protes Jiseon
“haahh
sudah sudah masih pagi kalian sudah bertengkar, Jiseon! Ayo habiskan makananmu
dan cepat berangkat ke sekolah nanti kau terlambat” Lerai Jungsoo yang biasa
dipanggil Leeteuk oleh istrinya karena sifatnya yang bagaikan malaikat.
“hmm,,
baiklah! Amma, Appa aku berangkat ne?”Jiseon pamit dan keluar dari pintu
“ne,
hati-hati di jalan nak!” sahut kedua orang tuanya berbarengan
@Jalan
Dengan
berjalan kaki Jiseon menuju sekolah barunya. Namun, ketika sudah dekat sekolah
ia disenggol oleh seorang Namja gagah yang terlihat amat tergesah-gesah sampai
Jiseon hampir terjatuh.
“Huft,,!
Hampir saja, yyaa! Kau pikir ini jalan pribadimu hingga kau jalan seenaknya
seperti itu” Jiseon marah dan mencoba member tahu kekesalannya pada namja yang
menabraknya tadi.
“Aigoo,
mianhaeyo! Aku sangat terburu-buru” ucap namja itu sambil membungkuk 90° lalu pergi.
“Ne,!”
ucap Jiseon pelan dan melanjutkan langkahnya
#Perkenalkan,,!!
Gadis ini bernama Park Jiseon biasa dipanggil Jiseon. Jiseon adalah gadis
periang, ramah, jahil, keras kepala dan
cantik tidak heran banyak namja disekolahnya menyukainya. Ini adalah hari
pertamanya sekolah di SMU Shinhwa setelah lulus SMP. Sejak di sekolah dasar
hingga SMP dia dikenal sebagai yeoja yang cerdas dan dari keluarga terpandang
maka tidak heran dia dengan mudah masuk disekolah elit itu. Disekolah ini juga
ada ketiga sepupu yang juga sahabatnya sejak kecil, yaitu Kim Heechul, Lee
Donghae, dan Lee Hyukjae.#
#JiseonPOV#
“Jiseon!!
Di sinii!” teriak Hyukjae sambil melambaikan tangan dari depan gerbang ketika
melihat aku datang.
“Akhirnya
kau masuk disini juga, Jiseon! Setelah kau menolak mati-matian tak mau masuk di
sini” sahut Heechul ketika aku menghampiri mereka
“hehe,,
kau kan tahu aku mengejar siapa disekolah ini?” jawabku salah tingkah. Yah,,
memang mulanya aku sungguh tidak mau sekolah disini tapi ketika aku mengetahui
bahwa mantan kakak kelas kami semasa SMP juga bersekolah disini, aku malah
ingin bersekolah disini. Dia sangat tampan, perhatian, dan merupakan namja
idealku, yup,,!! Dia Lee Sungmin Oppa, namja pertama yang membuat jantungku
berdegup kencang setiap bertemu dengannya hingga aku tak mampu menatap mata
indahnya.
“huh,
kau ini kalau ada yang disukai saja pasti apapun tujuanmu yang sudah
direncanakan sejak lama akan dengan mudahnya kau ubah” gerutu Heechul
“Oh
iya,,! Di mana Donghae?” Tanya Hyukjae ketika menyadari couplenya itu tidak
datang bersamaku padahal rumahnya bersebelahan denganku
“Omo!!
Aku terlalu bersemangat untuk datang ke sekolah baru hingga lupa untuk
menjemputnya untuk berangkat sekolah bersama!” ucapku sembari menepuk dahi.
“Eitt,,
tunggu dulu! Aku disin Jiseon!” seru Donghae yang tiba-tiba muncul dari
belakangku yang membuat semua heran
“Kapan
kau muncul?” sahut kami bertiga berbarengan.
“Sejak
kau sampai disini bersamaku!” ucap Donghae santai
“Benarkah?
Tapi dari tadi kami tak melihatmu!”
“hhhh,…
mata kalian itu dimana ha?” ucap Donghae sambil menoel kepala kami bertiga satu
persatu.
“Ishh,..!
dasar manusia aneh!” dengus ku, Eunhyuk dan Heechul kesal
“Sudahlah..
ayo kita masuk!” ajak Donghae sambil merangkul kami
@Ruang
Kelas
Dikelas
aku duduk sebangku dengan Donghae, sedangkan Hyukjae dan Heechul dikelas lain
dan kami duduk di samping jendela agar bisa melihat-lihat pemandangan diluar
kelas.
“Jiseon,
lihat halaman sekolah ini! Indah sekali, bagai di surga!” ucap Donghae kagum
Aku
ikut melihat ke halaman sekolah itu,
“Waahh,,
benar ini seperti surga bahkan lengkap dengan malaikatnya” seruku tanpa sadar
ketika melihat seorang namja tampan yang sedang duduk di bangku taman itu dia
adalah namja yang selama ini aku kagumi.
“Mwo?
Malaikat? Mana? Mana?” Tanya Donghae dengan suara melengking dan mengejutkan.
“Omo
jantungku” ucapku sambil mengelus dada karena kaget.
“Yyaa,,
Lee Donghae!! Lihat namja tampan yang duduk di bawah pohon sana” *menunjuk
kearah namja tampan itu berada* apa dia benar – benar manusia atau malaikat?
Ne, benar dia adalah malaikat Umin oppa yang tur. . .” belum selesai aku
berbicara Donghae sudah tertawa geli mendengar perkataanku itu.
“Hahahaha,….
Yang benar saja, malaikat mana mungkin ada dibawah pohon seperti itu, yang ada
juga pangeran yang berada disampingmu dan sedang berbicara denganmu sekarang
ini Park Jiseon!” Dengan PDnya Donghae memuji dirinya sebagai pangeran sambil
melihat kekaca yang ada bayangan dirinya.
Dalam
beberapa detik suasana menjadi hening
“Mwo?
Pangeran katamu?” Tanyaku yang dibalas anggukan dan senyuman lebar dari
Donghae.
“Yang
benar saja! Hahahaha,…..” *Pletakk* aku menjitak kepala Donghae dan tawaku pun
pecah memenuhi ruangan kelas yang syahdu(?) itu.
“Appo
JIseon-ah!” rintih Donghae sambil mengelus – elus kepalanya yang sakit karena
jitakanku namun tak ingin aku perdulikan karena aku tengah tertawa
terbahak-bahak sambil memegangi perutku yang mulai sakit.
“Yyaa,,
Jiseon! Berhentilah tertawa, wajahmu sudah merah seperti kimchi tau!” bujuk
Donghae menyuruhku berhenti tertawa namun aku masih sangat geli mengingat
perkataannya tadi.
“Jiseon,
aku malu” ucap Donghae menudukkan kepala
“kalau
kau malu kenapa kau dengan PDnya mengatakan kalau kau adalah pangeran?
Hahaha..” balasku mengejeknya dan kembali tertawa.
“Jiseon,
berhentilah tertawa, semua orang memperhatikan kita termasuk seonsaengnim
dibelakangmu itu” bisik Donghae sambil menunjuk ke belakangku. Aku berbalik ke
arah yang ditunjuk Donghae namun masih dengan tawaku yang seketika hilang
ketika melihat sosok sangar Yoon seonsaengnim.
“Aaaa,..
mianhaeyo seonsaengnim! Jeongmal mianhaeyo!” ucaku sambil membungkukkan badan
berkali-kali.
“Hmm,,
siapa namamu?” Tanya seonsaengnim berkacamata, bermake-up tebal dan berjambul
khatulistiwa bak Victoria Beckham itu.
“Park
Jiseon imnida, seonsaengnim” jawabku yang masih tertunduk malu.
“Ishh,..
kau ini seorang yeoja tapi masih pagi-pagi begini kau sudah memenuhi sekolah
dengan suaramu itu” omel seonsaengnim itu.
“Yesungdahlah(?)
mari kita mulai pelajaran, kalau lain kali kau berbuat seperti itu aku tidak
segan-segan untuk menjemurmu di lapangan sambil menghormat bendera, Arasseo??”
sambungnya menekanku
“Arasseoyo
seonsaengnim!” balasku
“Aishh,,
malu sekali aku dibuatnya, kenapa tidak kau bilang dari tadi Donghae?” bisikku
menggerutu pada Donghae yang tersenyum puas karena aku sudah dimarahi.
“heh,.
Kau yang tidak ingin mendengarkan aku” belanya
“apa
lagi itu Park Jiseon” teriak Yoon seonsaengnim dari mejanya
“aa-aniya
seonsaengnim!” jawabku takut hingga terbatah-batah.
-Skip-
@Kantin
“Benar-benar
guru yang hebat Yoon seonsaengnim itu, walaupun sebelumnya dia terlihat seram
tapi ternyata beliau guru yang hangat dan penyayang. Selain itu, cara mengajarnya
pun sangat mudah dipahami tidak seperti Kim seonsaengnim di SMP kita dulu,
bukan begitu?” Donghae mengajakku bercerita namun aku hanya terdiam melihat
namja yang duduk dimeja sebelah kiri kami dan sedang serius beradu dengan
PSPnya.
“Yyaa,,
JIseon! Aku mengajakmu bicara dari tadi ternyata kau hanya memperhatikan namja
itu?” bentak Donghae setengah berteriak. Namja yang aku perhatikan tadi
mendengar bentakan Donghae padaku dan hanya tersenyum tipis.
“Ok,
apa yang kau bicarakan tadi?” ucapku datar juga dengan tatapan datar padanya.
“
ya sudahlah! Aku sudah malas berbicara denganmu” gerutu Donghae sambil
menyeruput susu strawberry kesukaannya.
“Aish,,
kau ini” godaku sambil mengacak-acak rambutnya gemas.
“Ishh,,
hentikan!” berontaknya
“hehehe,,
baiklah pangeran!” godaku lagi sambil menundukkan kepalaku.
“Ishh,..”
dengusnya makin kesal
“Ah!
Itu Hyukjae dan Heechul! Hyukkie, Chullie disebelah sini!” panggil Donghae pada
Eunhyuk dan Heechul dan mereka langsung menuju ke tempat kami berada
“oiya,
kenapa kau terus memperhatikan namja itu dari tadi Jiseon? Ada apa?” Tanya
Donghae panasaran
“Aniya,
hanya saja aku merasa kalau aku pernah melihatnya, tapi dimana ya?” jawabku
bingung
“Aigoo
Jiseon-ah! Itu kan Cho Kyuhyun teman satu SMP kita!” kata Heechul
“Jinjja?
Hmm,, aku mulai ingat! Jadi namanya Cho Kyuhyun!” seruku mulai mengingat-ingat
“yyaa!
Jangan makan pudding pisangku Hyuk!*Pletakk* dasar monyet!” teriakku dan langsung
menjitak kepalanya ketika aku melihatnya akan memakan pudingku
“appo,
Jiseon-ah! Aku baru saja mencium aromanya!” Rintih Hyuk mengelus jidatnya
“sudah
jangan hiraukan monyet ini *Hyuk nangis dipojokan*, kau ingat apa Jiseon?”
Tanya Heechul
“dulu
aku pernah bertemu dengannya”
#Flashback#
“Aigoo,,
hujan deras sekali, payungku dibawa Eunhyuk lagi! Bagaimana aku bisa pulang?”
keluhku diteras kelas
“gleg
gleg grrrggkk!” bunyi dari perutku yang sudah keroncongan
“aish,,
aku sudah lapar dan aku tidak mungkin menunggu hingga hujan ini reda, sial apa
aku hari ini? Ishh,..” aku terus mengomel dan mengomel sambil menendang-nendang
tiang yang berada disampingku karena kesal. Tiba-tiba terdengar suara seseorang
dari belakangku
“ehem,,
berhentilah menendang tiang itu, dia tidak bersalah dan bagaimana kalau tiang
itu rubuh karena tendangan mautmu itu?” ucapnya
‘apa
di berbicara padaku?’ gumamku dalam hati sembari berbalik badan. Ternyata
benar, dia memang berbicara padaku, aku tidak tahu mau bebicara apa dan aku
hanya senyum-senyum gaje sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
“kau
pakai saja payungku ini untuk pulang” ucapnya sambil membukakan sebuah payung
dan menyodorkannya kepadaku, tapi aku bingung mengapa dia memberikan payungnya
untukku apa dia tidak mau pulang?
“pakailah,
bukankah kau sudah lapar?” lanjutnya sembari menarik tanganku dan menaruh
payungnya digenggamanku dengan senyum yang amat manis.
“hehehe,,,
tadi aku berbicara telalu keras ya?” tanyaku sala tingkah
“aniyo,,
kau berbicara sangat pelan tapi aku bisa mendengarnya dengan jelas” jawabnya
dengan senyuman evil
“pulanglah,,
hujannya sudah semakin deras” lanjutnya dan mendorongku lembut hingga keluar
teras
“baiklah,,
besok payungmu akan aku kembalikan! Annyeong” balasku ramah dan melambaikan
tangan
#Flashback
End#
“mwo?
Jangan-jangan dia menyukaimu sejak lama lagi!” ledek Heechul
“hahaha,,
yang benar saja? Itu tidak mungkin Heechul” elakku pada Heechul dan melanjutkan
makanku
“mungkin
saja!!” teriang seseorang dari sebelah kiri kami
“aigoo,,
ternyata dia mendengar percakapan kita” ucap Eunhyuk ketakutan
“mu..
mu.. mungkin apa?” Tanya Donghae dengan terbatah-batah
Dengan
sentum percaya diri Kyuhyun berdiri tegap dibelakangku dan memegang kedua
bahuku
“yyaa,,
jangan pegang bahu. . .” omonganku terpotong
“Aku
memang menyukainya sejak lama, kalian pergi sana” potongnya
Dengan
wajah aegyo dan tidak percaya mendengar kata-kata Kyuhyun, Donghae, Eunhyuk dan
Heechul pergi meninggalkan kami dan dengan cepat Kyuhyun duduk disampingku
“Donghae,
Eunhyuk, Heechul!! Kenapa kalian meninggalkan aku dengan namja aneh ini?”
teriakku pada mereka yang lari terbirit-birit, entah apa yang mereka takuti
dari namja yang aku akui memang tampan ini
“yya..!!”
teriakku lagi dan berdiri hendak mengejar mereka tapi oleh Kyuhyun yang
memegang erat tanganku
“duduklah
dulu disini, kita sudah lama tidak mengobrolkan?” bujuknya dengan senyuman
mautnya, omo,, kau begitu imut Kyu
“oh
iya! Kau belum mengembalikan payung yang ku punjamkan waktu itu” lanjutnya
“aku
pikir payung itu kau berikan padaku? Lagi pula keesokan harinya aku mencarimu
di sekolah tapi aku tidak melihatmu” belaku
“hehe,,
tadinya memang ingin aku berikan tapi aku…. Sudahlah lupakan saja” ucapnya
“ishh,,
idiot!” ketusku lalu berdiri dan ingin pergi tapi dia menahanku lagi
“yyaa,,
kau mau kemana? Aku belum puas bercerita denganmu” protesnya
“lihat
jam tanganmu, sebentar lagi bel masuk berbunyi” ucapku sambil menunjuk jam
tangannya
“ta...
tapi” *kriing… kriing…* omongannya terpotong oleh bunyi bel dan dengan segera
aku mengambil kesempatan untuk lari darinya tanpa menghiraukannya yang masih
terduduk mematung di kantin
#Jiseon
POV End#
-Skip-
#Keesokan
Harinya#
Disebuah
taman kota di Seoul, Jiseon duduk sendiri dibangku panjang di bawah pohon bunga
sakura yang bermekaran
“haaahhh,,,
musim semi di taman ini memang selalu lebih indah jika dinikmati berdua” ucap
seorang namja yang duduk tepat disamping Jiseon
“Kyuhyun??!!”
Jiseon terkejut setengah berteriak ketika menoleh dan melihat orang berbicara
disampingnya adalah Kyuhyun
“jangan
lebay seperti itu terkejutnya! Memangnya aku ini hantu?” ucap Kyuhyun santai
tanpa menatap Jiseon
“ishh,,
sok cool! sedang apa kau disini” Tanya jiseon yang masih terkejut
“Apa
lagi kalau bukan melihat-lihat bunga” jawab Kyuhyun santai
“apa
kau sudah lama disini?” Tanya Jiseon penasaran
“aniyo,,
bahkan kita duduk diwaktu yang bersamaan” jawab Kyuhyun yang kini tersenyum
padanya
“jadi,
kau mengikutiku? Kenapa kau mengikutiku?” Tanya Jiseon dengan nada yang agak
membentak. Kyuhyun hanya menunjukkan Evil smilenya dan menatap Jiseon tajam
“jadi,
kau ingin tahu kenapa aku mengikutimu?” Tanya Kyuhyun sambil mendekatkan
wajahnya pada Jiseon. Jiseon terlihat gugup, jantungnya berdetak tidak karuan,
dia mencoba menjauh dengan cara mundur kebelakan tapi Kyuhyun malah maju hingga
kini Jiseon sampai di ujung kursi panjang itu dan jarak antara wajah mereka
tinggal 2cm, deru nafas hangat Kyuhyun menyapu lembut pipi mulus Jiseon
‘aigoo,, apa yang akan dia lakukan?’ batin Jiseon
“saranghae”
bisik lembut Kyuhyun di telinga kiri Jiseon yang membuat Jiseon tersentak
“bo?”
*brukk* hingga terjatuh dari kursi taman panjang yang mereka duduki
“aduhh!”
rintih Jiseon ketika bokongnya mendarat di tanah
“aigoo,,
mianhae Jiseon-ah! Gwaenchanayo?” Tanya Kyuhyun khawatir dan mengulurkan
tangannya
“sudah
jatuh seperti ini mana mungkin aku baik-baik saja! Tidak perlu, aku bisa
berdiri sendiri!” tolak Jiseon dan menepis tangan Kyuhyun. Tapi karena Jiseon
masih merasa sakit ketika dia berdiri dan heels yang dipakainya terlalu tinggi
membuatnya kehilangan kaseimbangan dan membuatnya kembali terjatuh. Kyuhyun
mencoba untuk menahannya tapi dia malah ikut terjatuh dan menindih tubuh Jiseon
yang lebih kacil darinya. Mata mereka saling bertemu dan bertatapan sangat
lama. Suasana menjadi hening, tak ada suara apapun kecuali detakkan jantung
mereka yang begitu kuat terdengar.
‘matanya
begitu indah, kenapa mataku tak bisa berkedip?’ batin Kyuhyun merasa matanya
mulai panas begitu pula dengan Jiseon. Merasa ini sudah terlalu lama dan
Kyuhyun tidak juga bangun, Jiseon berpikir untuk mengerjainya. Evil smilenyapun
mengembang dan *Tokk..!!* Jiseon membenturkan kepala kerasnya di kepala
Kyuhyun.
“awa..
wa.. wa.. waa..! kepalakuu” rintih Kyuhyun yang bangkit dari posisi sebelumnya
sambil memegangi dahinya yang kesakitan hingga matanya berkaca-kaca.
“hahahaha,..!!
rasakan itu, kau kira badanmu itu tidak berat hah? Week :p” ledek Jiseon
menjulurkan lidahnya
“kau
ini!! Kepalamu itu keras sekali tahuu?” rintih Kyuhyun
“hehehe,,
omona!! Kyuhyun, hidungmu bedarah” kejut Jiseon melihat darah segar mengalir
dari hidung Kyuhyun
“bo?
Mana?” Tanya Kyuhyun dan memegangi hidungnya
“aishh,,
jangan bergerak!” ucap Jiseon lalu mengambil tissue di tasnya dan membaringkan
Kyuhyun dipangkuannya kemudian membersihkan darah di hidung Kyuhyun yang terus
mengalir. Kyuhyun hanya menurut karena memang itu yang diinginkannya.
“aigoo,,
apakah kepalaku sekeras itu hingga membuatmu berdarah” celoteh Jiseon panic.
Melihat kepanikan Jiseon, Kyuhyun malah tersenyum senang.
“Jiseon-ah,
disini lagi” panggil Kyuhyun manja menujuk dahinya yang memerah karena benturan
tadi.
“ne,
nanti aku plester” jawab Jiseon
“Jiseon-ah”
panggil Kyuhyun lagi
“wae
Cho Kyuhyun?” jawab Jiseon yang masih sibuk menyeka darah Kyuhyun yang belum
berhenti.
“sebenarnya
sudah lama aku ingin mengatakan kalau aku menyukaimu, tapi aku masih butuh
waktu untuk mengumpulkan keberanianku” terang Kyuhyun yang masih terbaring di
pangkuan Jiseon. Jiseon tak mengeluarkan suara sedikitpun dan menempelkan
plester didahi Kyuhyun.
“nah!
Sudah selesai, tahan tissue ini dihidungmu! Ayo bangun” perintah Jiseon
“shireo!
Apa kau tidak mendengar apa yang aku katakan tadi?” tolak Kyuhyun yang tak
ingin bangun
“ishh,,
babo! Yya,, dengarlah, ayo cepat bangun, atau aku banting kepalamu di kursi”
ketus Jiseon.
“lalu,
kenapa kau tidak berkomentar sama sekali?” tuntut Kyuhyun sembari bangun
“emangnya
aku harus berkomentar apa? Wow gitu?” Ledek Jiseon
“apa
kau mau menjadi Yeojachinguku?” Tanya Kyuhyun pelan
“mwo?
Yang benar saja” balas Jiseon berdiri dan pergi
“yyaa..!
aku bersungguh-sungguh” teriak Kyuhyun tapi Jiseon tidak memperdulikannya dan
malah naik bus
“aishh,,”
dengus Kyuhyun dan mengacak-acak rambutnya, dia frustasi
‘eotteohkke?
Apa aku harus mengejarnya?’ gumamnya dalam hati. Ketika Kyuhyun berpikir untuk
mengejar Jiseon, bus yang tadi dinaiki Jiseon malah jalan. Spontan Kyuhyun
langsung mengejar bus yang ada Jiseon didalamnya itu. Kyuhyun mengejar bus itu
dengan pantang menyerah seperti roh pelari marathon sedang memasukinya :D.
“Jiseon-ah!
Berhenti, tunggu!” teriak Kyuhyun yang terus berlari mengejar bus yang
ditumpangi Jiseon tapi tidak seorang pun mendengarnya. Karena merasa sesak
nafas dan tak mampu lagi untuk berlari Kyuhyunpun berhenti untuk mengatur
nafasnya yang kini tersengal-sengal.
‘aha!!
Aku memang sangat jenius’ seru Kyuhyun dalam hati memuji dirinya sendiri. Tanpa
buang-buang waktu lagi Kyuhyun berlari ke arah lain, rupanya dia sudah tahu
halte selanjutnya yang akan disinggahi bus itu. Kyuhyun memang sudah hafal
betul daerah itu. Seperti orang kemasukan, Kyuhyun berlari dengan kencang
melewati gang-gang dan jalan sempit yang gelap tak perduli siapa yang di
tabraknya menuju halte yang dimaksudnya untuk memotong jalan agar dia lebih
dulu sampai di halte dari pada bis yang ditumpangi Jiseon tadi.
@Halte
“nah!
Itu dia busnya” seru Kyuhyun melihat bus yang sejak tadi dikejarnya itu. Ketika
bis itu berhenti tepat didepannya, tanpa aba-aba lagi dia langsung masuk bus
itu dan mengedarkan pandangannya diseluruh sudut bus itu dan dia berhasil
menemukan sosok seorang yeoja yang membuatnya gila.
‘nah,,
itu dia cintaku’ seru Kyuhyun dalam hati menuju arah Jiseon duduk
“kenapa
kau selalu mencoba lari dariku?” Tanya Kyuhyun pada Jiseon dalam posisi berdiri
dan Jiseon duduk dihadapannya
“.
. . . .” Jiseon tak menjawab.
“Jiseon-ah
. . . .” ketika Kyuhyun hendak melanjutkan kata-katanya, bus yang mereka
tumpangi beranjak pergi dan getaran yang dihasilkannya membuat Kyuhyun hampir
jatuh. Spontan Jiseon menarik baju Kyuhyun dan itu membuatnya tidak jadi jatuh
malah hampir menindih Jiseon didepannya.
“Isshh,,,
kau ini bisanya merepotkan orang saja! Duduk sana!” omel Jiseon. Kyuhyun pun
duduk disamping Jiseon
“kenapa
kau tak menjawab pertanyaanku dan tidak menghiraukan aku?” Tanya Kyuhyun
setengah berbisik.
“aku
tak menyukaimu!” jawab Jiseon santai tanpa melihat Kyuhyun
“oh,,
begitu rupanya? Wae?” Tanya Kyuhyun polos
“yah,,
kalau tidak suka ya tidak suka” jawab Jiseon ketus
“arayo!
Kau menyukai Sungmin hyung kan? Apa tidak ada tersisa tempat dihatimu untukku?
Kau tahu, aku sudah memendam perasaan ini begitu lama. Aku mulai gila Jiseon!”
tuntut Kyuhyun.
“Hati
orang tidak bisa dipaksakan, Cho Kyuhyun!” Jawab Jiseon
Kyuhyun
terdiam beberapa menit merangkai kata-kata yang harus diucapkannya.
“Baiklah!
Hati memang tidak bisa dipaksakan tapi aku akan terus menunggumu hingga kau menyadari
betapa besar cintaku padamu” terang Kyuhyun yang tidak digubris oleh Jiseon
yang hanya menatap keluar jendela *author meleleh*.
Dari
lubuk hati yang paling dalam sebenarnya Jiseon tersentuh oleh kesungguhan
Kyuhyun padanya, namun seperti yang dikatakannya tadi bahwa hatinya tidak bisa
dipaksakan.
-Skip-
Hari
berganti bulan dan bulan berganti tahun. Tidak terasa kini mereka sudah kelas 2
dan Sungmin sudah kelas 3 tentunya. Selama itu pula Jiseon tetap mengejar cinta
Sungmin begitu juga Kyuhyun yang terus mengejar cinta Jiseon seperti janjinya
hari itu. Hari ini Jiseon sedang memaksakan diri mengikuti program
Ekstrakurikuler Tae Kwondo yang amat disukai Sungmin pada sore hari, karena
menurut Hyukjae dan Heechul Jiseon harus menyukai apa yang disukai Sungmin
sedangkan Donghae lebih mendukung Kyuhyun.
-Seusai
Latihan-
“Sungmin
Oppa kau haus? Ini aku punya air mineral untukmu” panggil Jiseon sembari
memberikan sebotol air minum pada Sungmin yang tengah terduduk capek disebuah
kursi.
“gomawo!”
balas Sungmin sambil membuka tutup botol dan meneguk minuman yang Jiseon
berikan.
“oppa?”
“hmm?”
jawab Sungmin sambil meneguk minumannya
“aku
ingin mengatakan sesuatu”
“apa
itu? Katakana saja” jawab Sungmin santai dan kembali minum
‘oke,,
sepertinya sudah saatnya’ gumam Jiseon dalam hati
“saranghae”
seru Jiseon cepat dan membuat Sungmin yang dalam keadaan minum kaget hingga tak
sengaja menyemburnya. Sementara Kyuhyun yang bermain tenis lapangan melihat
mereka dari lapangan tenis tak mampu menahan tawanya, tapi dengan cepat berubah
cemberut lagi melihat Sungmin membersihkan wajah Jiseon. Hati Kyuhyun panas
melihat adegan mereka itu. Dia memukul bola tenis ditangannya dengan raketnya
penuh emosi dan mengenai Choco yang sedang bermain ria bersama Bada dan Ddangkoma.
“Kyu,,
teganya kau” rintih Choco. Kyuhyun tidak memperdulikannya
“aigoo,,
mianhae Jiseon-ah!” ucap Sungmin menyesal dan kemudian membersihkan wajah
Jiseon dengan sapu tangannya.
“Sungmin-ah!”
suara seorang yeoja memanggil Sungmin yang membuat Sungmin dan Jiseon berbalik.
“Sunny?”
seru Sungmin senang
‘isshh,,
eonni ini mengganggu saja’ dengus Jiseon dalam hati
“apa
yang kau lakukan disini? Kajja ikut aku” panggil Sunny pada Sungmin. Sungmin mengangguk
dan pergi meninggalkan Jiseon yang mematung melihat kepergian mereka tanpa
berpamitan pada Jiseon.
‘eonni
itu merebut Sungmin oppa dariku’ dengus Jiseon dalam hati mengepal tangannya.
Sudah
30 menit Sungmin dan Sunny pergi. Semula, Jiseon berpikir sungmin akan kembali
tapi ternyata dia tidak kunjung kembali juga hingga hari mulai gelap. Jiseon
pun berinisiatif untuk menyusul mereka.
“sepertinya
tadi mereka masuk di sini! Kenapa sepi sekali?” Jiseon menebak kelas yang tadi
dimasuki Sungmin dan Sunny. Merasa itu kelas yang benar, Jiseon pun memutar gagang
pintu dan. . . .
“Omona!!
Oppa, eonni! kalian” Jiseon kaget bukan main melihat Sungmin dan Sunny sedang
asik berciuman di sudut kelas.
“Jiseon!”
sahut Sungmin dan Sunny kaget menyadari Jiseon telah memergoki mereka.
Jiseon
tak percaya apa yang telah dia lihat. Tak terasa air mata mengalir bersama
kekecewaan dihatinya. Lututnya melemas, hatinya hancur berkeping-keping.
‘hhh,,,
apa yang aku lihat barusan? Nyatakah ini?’ batin Jiseon berkecambuk. Jiseon pun
berlari meninggalkan tempat itu dengan air mata yang terus mengalir dipipinya.
Kyuhyun yang masih duduk di lapangan tenis melihat Jiseon lewat didepannya
bingung.
‘ada
apa dengannya? Sepertinya terjadi sesuatu’ batin Kyuhyun. Sementara Jiseon
terus berlari kencang dalam tangis dan air mata. Tiba saatnya dia akan
menyeberang, karena pikirannya yang kalut, Jiseon tak memperhatikan lampu merah
yang tinggal beberapa detik lagi hijau. Sesampainya dia dipertengahan jalan
lampu hijau pun menyala dan dia “biiiipp” nyaris saja ditabrak sebuah truk
namun Kyuhyun menarik tangan kanannya dari belakang dan memutar posisi Jiseon
lalu memeluknya di dadanya. Di elusnya rambut panjang Jiseon dengan lembut dan
mencium puncak kepalanya.
“ada
apa denganmu?” Tanya Kyuhyun bingung.
Menyadari
itu adalah suara Kyuhyun, Jiseon pun tak mampu lagi menyembunyikan suaranya.
Dipelukan Kyuhyun, Jiseon menagis sejadi-jadinya.
“menangislah,
menangislah sepuasmu agar kau tidak akan menangis lagi esok hari” bujuk Kyuhyun
mempererat pelukannya dan akhirnya Jiseon memutuskan untuk membuka mulutnya.
“Kyuhyun,
aku mencintainya tapi dia tidak menganggapku sama sekali! Bahkan berciuman
dengan yeoja lain didepanku,, hiks hiks” adu Jiseon disela-sela air matanya.
“jinjja?
Sudahlah,, tidak usah pikirkan dia lagi! Ada aku di sini. Hmm?” bujuk Kyuhyun
sekali lagi.
“tapi,
aku menginginkannya Kyu!” tolak Jiseon melepaskan pelukan Kyuhyun.
“Jiseon,
cukup! Jika kau terus seperti ini, kau tampak sangat menyedihkan” Kyuhyun
mencoba menyadarkan Jiseon
“Kyuhyun,
dengar! Kau sendiri tahu perasaanku sama denganmu, cinta kita bertepuk sebelah
tangan”
“arasseo!
Kau tak perlu memberi tahuku soal itu!” teriak Kyuhyun karena merasa sakit oleh
perkataan Jiseon.
“aku
tidak boleh menyerah, aku harus kembali ke sana” gumam Jiseon dan ingin kembali
ke tempat Sungmin dan Sunny tadi.
“tidak
boleh” bentak Kyuhyun dan menahan tangan Jiseon
“wae?
Aku ma. . . . heummpp” kata-kata Jiseon terpotong karena dengan cepat Kyuhyun
menyerang bibir mungil Jiseon dengan bibirnya. Jiseon berusaha melepaskan diri
dari Kyuhyun tapi Kyuhyun menahan tengkuknya. Lampu merah pun kembali menyala,
otomatis orang-orang menyeberang jalan dan melihat Kyuhyun dan Jiseon.
“isshh,,
anak muda jaman sekarang benar-benar tidak tahu malu” cibir seorang ahjumma
yang lewat
“iya
benar, mau jadi apa Negara kita ini kalau generasi penerusnya seperti itu”
sahut ahjumma lain
Mendengar
komentar dari orang-orang yang lewat itu membuat Jiseon malu lalu dia menolak
Kyuhyun dengan sekuat tenaga hingga Kyuhyun mundur beberapa langkah dan *plaakk*
Jiseon menampar pipi kiri Kyuhyun hingga lima jari mungilnya itu berbekas jelas
dipipi seputih susu Kyuhyun.
“kau
kejam! kau sudah mempermalukan aku didepan umum seperti ini” marah Jiseon
dengan suara lirih
“mianhae
Ji…” ucapan Kyuhyun terpotong.
“aku
tidak butuh permohonan maafmu” potong Jiseon. Jiseon lalu menyeka air matanya
dan pergi dari hadapan Kyuhyun yang mematung diantara keramaian orang-orang
yang sedang menyeberangi jalan. Kyuhyun mengepal tangannya. Terlihat begitu
besar penyesalan dihatinya atas apa yang baru dilakukannya tadi. ‘Babo,, aku
benar-benar bodoh! Jelas-jelas dia tidak menyukaiku.’ batin Kyuhyun memaki
dirinya sendiri.
#Seminggu
Kemudian#
Sejak
kejadian di lampu merah malam itu, Kyuhyun dan Jiseon tidak pernah bertegur sapa
sama sekali. Bahkan jika mereka tidak sengaja bertatap muka, dengan cepat
Jiseon memelingkan wajah ke arah lain begitu juga dengan Kyuhyun, dia pura-pura
tidak melihat Jiseon.
#JiSeon
POV#
Aku
sedang menuju perpustakaan sekarang. Ketika aku bermaksud membuka pintu
perpustakaan ternyata pintu itu ada yang menariknya dari dalam dan itu adalah
Kyuhyun.
‘ishh,,
namja ini lagi’ dengusku dalam hati dan memalingkan wajahku darinya. Tapi,
tidak seperti yang aku kira, dia malah pura-pura tidak melihatku dan berlalu
dari hadapanku tanpa senyum yang biasa dia berikan padaku setiap melihatku.
Kenapa ini? Aku merasa ada yang hilang darinya. Yasudahlah! Bukankah ini lebih
baik. Aku pun masuk ke dalam.
@Perpustakaan
“Annyeong
Jiseon!” sapa Sunny eonni. Tanpa menjawab sapanya aku hanya memberikan senyum
paksa padanya dan berlalu.
‘isshh,,
sok ramah!’ dengusku dalam hati sembari memilih-milih buku yang ingin ku baca
dirak buku.
Ketika
aku sedang mencari buku, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menghalangiku dan itu
adalah tangan Sungmin Oppa, orang yang kini sudah sangat aku benci.
“hay,
Jiseon!” sapanya ramah dengan senyum andalannya. Tapi aku tidak menjawabnya.
“Jiseon,
mianhae karena hari itu aku meninggalkanmu sendiri dilapangan” sambungnya tapi
tidak satupun kata yang aku keluarkan.
“iya,
Jiseon. Maafkan aku juga” sahut Sunny eonni yang muncul dari belakang Sungmin
Oppa.
“Wah
wah wah,, sepasang kekasih menghadangku diperpustakaan? Yang benar saja” ucapku
sinis dan menatap mereka dengan pandangan meremehkan.
“Jiseon,
aku . . .” ucapan Sungmin oppa terpotong
“sudahlah,
aku sudah memaafkan kalian jadi menyingkirlah dari hadapanku sekarang” potongku.
“oh,
baguslah kalau kau sudah memaafkan kami, kajja Chagiya!” seru Sunny eonni
kemudian melilitkan tangannya dilengan Sungmin oppa dan menariknya pergi.
‘aigoo…
yeoja dan namja itu’ dengusku dalam hati dan meremas ujung bajuku. Aku sungguh
tidak tahan dengan kelakuan mereka itu.
“Siswi
bernama Park Jiseon sekarang juga ditunggu Yoon Seonsaengnim diruang Guru”
terdengar suara dari pengeras suara yang ada dipojok perpustakaan. Karena aku
cukup popular di sekolah ini otomatis semua orang yang ada di perpustakaan ini
memperhatikan aku.
‘omo,,
ada masalah apa ini sampai-sampai aku dipanggil dengan cara memalukan seperti ini’
batinku menahan malu karena diperhatikan seisi perpustakaan. Aku pun bergegas
ke ruang guru sambil menunduk seperti seorang terdakwah.
@Ruang Guru
“ah,,
Jiseon kau kesini” panggil Yoon seonsaengnim ketika melihatku masuk ruang guru.
Aku pun menurut dan menuju meja beliau.
“Park
Jiseon imnida, seonsaengnim” jawabku formal
“ini
lihat,,” ucap Yoon seonsaengnim menyodorkan sebuah lembaran
“apa
ini seonsaengnim?” tanyaku tidak mengerti
“lihat
garis-garis di diagram itu, nilaimu terus menurun! Apa saja yang kau lakukan
hah?” bentak Seonsaengnim membuat semua guru di ruangan itu melihat kami. Aku
tak mampu menjawab pertanyaan itu, aku hanya menunduk menahan malu.
“Park
Jiseon, jika kau tidak mampu untuk memperbaiki nilaimu ini terpaksa kami harus mengeluarkanmu
dari sekolah ini” terang seonsaengnim yang membuatku begitu shock.
“bo?,,
andwae seonsaengnim, jebal, aku akan berusaha untuk menaikkan nilaiku lagi jadi
jangan keluarkan aku. Aku akan melakukan apapun agar aku tetap sekolah disini”
aku memohon pada seonsaengnim.
“untuk
itu kau harus mengikuti pelajaran tambahan dan yang akan membantumu adalah
siswa terbaik di sekolah ini” balas seonsaengnim
“nugu?”
tanyaku penasaran siapa guru baruku itu
“dia
adalah Cho Kyuhyun dari kelas 2-1”
“bo?
Kenapa harus Cho Kyuhyun? Tidak bisakah orang lain seonsaengnim?” tuntutku
“kau
mau ikut pelajaran tambahan atau tinggal kelas?” ancam seonsaengnim
“baiklah,
aku mau” jawabku pasrah
“kalau
begitu sekarang juga kau pergi ke kelas 2-1 dan berikan surat ini pada Cho
Kyuhyun” perintah seonsaengnim dan aku pun pergi menuju kelas yang dimaksud
tadi
@Kelas 2-1
“permisi,,
ada Kyuhyun?” tanyaku pada yeoja yang sedang berdiri di depan pintu kelas 2-1.
“Cho
Kyuhyunn,, Park Jiseon mencarimu” teriaknya hingga suaranya memenuhi seisi
kelas dan membuat semua orang dikelas itu heran.
“Park
Jiseon mencari Kyuhyun?”
“iya,
ada apa ya?”
“bukankan
Kyuhyun menyukainya?”
“iya
tapi Jiseon menolak Kyuhyun berkali-kali”
Terdengar
jelas suara-suara teman-teman sekelas Kyuhyun yang heran aku mencarinya, bahkan
sampai ada yang mengintip lewat jendela. Akhirnya Kyuhyunpun keluar dari kelas
itu menemuiku.
“ada
apa?” Tanya Kyuhyun datar
“ini
ada surat dari Yoon seonsaengnim untukmu” jawabku dan memberikan surat yang
dititipkan seonsaengnim tadi padaku. Dengan wajah tanpa ekspresi Kyuhyun
mengambil surat itu dariku dan langsung membacanya. Ekspresinya seperti ini
membuatku memperhatikannya dari ujung kaki hingga ujung rambut. Selama ini aku
tidak memperdulikannya, ternyata dia tampan juga. ‘Omo,, perasaan apa ini? Apa
aku mulai menyukainya? Tidak boleh, Jiseon’ batinku menyadari apa yang sedang
aku pikirkan.
“oh,
aku sudah tahu! Gomawo sudah mengantarkan surat ini, sekarang kau boleh pergi”
usirnya
bo?
Dia mengusirku? Aku tidak terima dengan perlakuan Kyuhyun.
“mulai
hari ini dan seterusnya setiap senin sampai jumat jam 4 sore kau sudah harus
ada dirumahku” perintahnya
“aniyo,,
tidak bisa! Besok jam 4 sore aku ada les piano”. Tentu saja aku tidak mau pergi
ke rumahnya, sekarangkan aku sedang marah padanya.
“yasudah
kalau kau mau dikeluarkan dari seolah ini, aku sudah membaca semua datamu
disini” ancamnya sambil menunjukkan surat yang aku berikan tadi. Ishh namja
ini. . . .
“geurae,,
sebentar aku akan ke rumahmu. Kau tinggal dimana?” tanyaku yang memang tidak
mengetahui rumahnya.
“aku
tinggal di jalan - - - - - - - - - (sengaja di sensor karena tak ingin Kyu di
culik #pletakk ^^v)” jelasnya dengan ekspresi datar. Ishh,, aku sangat membenci
ekspresi yang dibuatnya itu. Dimana senyummu yang manis itu Kyu?.
“geurae,,
sebentar aku akan ke rumahmu. Kau tunggu saja” ucapku dan berbalik hendak
kembali ke kelasku. Tapi baru satu langkah aku pergi Kyuhyun menggenggam
pergelangan tangan kananku dan menarikku hingga berbalik menghadapnya. Aku
kaget bukan main. Semua orang yang tadi melihat kami dari dalam kelas terdengar
histeris. Dia masih dengan ekspresi menyebalkan itu. Aku mencoba untuk
menenangkan diriku karena dia menarikku tapi tidak mendekatkan wajahnya seperti
di lampu merah waktu itu. Lama dia menatapku.
“jika
kau terlambat 5 menit saja akan aku potong nilaimu!” ancamnya lagi
“bo?
Memangnya kau yang memegang nilaiku”
“lihat,,
disini tertulis ‘aku yang berhak atas nilaimu’ jadi kau harus datang tepat
waktu atau aku . . .”
“arasseo!
arasseo!” belum selesai kalimat dari mulutnya aku sudah memotongnya. Ishh,,,
dia semakin menyebalkan saja.
>Skip<
Setelah
Kyuhyun memberiku ancaman-ancaman kejamnya(?) siang tadi, aku pun segera
menghentikan les piano, les menyanyi, dan latihan Taekwondo sepulang sekolah
karena sore harinya aku harus mengikuti pelajaran tambahan dirumahnya. Semula
memang menyebalkan tapi kenapa lama kelamaan dipikirkan hatiku malah jadi
bahagia yah?. Ah ini pasti karena aku merasa tidak terlalu dibebani oleh segala
macam les yang tidak berguna itu. Lagipula, dengan ini aku akan memperbaiki
nilaiku yang selama ini makin menurun karena saking tergila-gilanya aku pada
namja sok imut itu, tapi dia memang imut sich!! Kkk,..:D.
Pukul
03:45 PM
Sekarang
aku sedang berdiri didepan gerbang rumah yang sangat tinggi. Aku bahkan tak
bisa melihat isi halaman rumah yang dibentengi dinding kokoh ini. ‘Apa ini
benar rumah milik namja menyebalkan itu?’ Aku cocokkan dengan apa yang di
katakan Kyuhyun tadi siang dan memang benar ini rumahnya. Di sisi kiri gerbang
ini tertulis jelas kediaman keluarga Cho. Aku memutuskan untuk memencet bel
yang berada tepat dibawah papan nama itu da melihat ke monitor di sebelahnya.
*Tiinngg
toonngg*. Beberapa detik kemudian muncul wajah seorang yeoja yang sepertinya
lebih tua 2 tahun dariku.
“Annyeonghasimnika!
Dengan siapa ini?” sapa eonni itu ramah
“hmm,,
Jiseon imnida! Saya teman dari Kyuhyun” jawabku formal.
“oh,,
kau yang bernama Jiseon? Ayo masuk!” ucapnya kegirangan lalu membukakan pintu
gerbang untukku. Tanpa basa basi aku pun masuk dihalaman rumah yang luat dan
dipenuhi pepohonan ini. Aku rasa rumah ini selalu sejuk meskipun pada siang
hari tapi harus butuh waktu banyak untuk menyapu halaman ini kalau musim gugur
tiba. Aku bisa melihat rumah besar berwarna putih itu berada tepat didepan
mataku.
“selamat
datang di rumah kami Jiseon, ayo masuk” panggil eonni tadi ketika membukakan
pintu rumahnya. Perasaan aku belum mengenal eonni ini tapi kenapa dia seperti
sudah mengenalku dan memperlakukan aku seperti orang penting begini?. Akupun
tersenyum dan mengangguk mengikuti eonni ini dari belakang.
“aku
senang kau bisa datang dirumah ini. Perkenalkan Cho Ahra imnida, aku noonanya
Kyuhyun” dia memperkenalkan diri padaku.
“wah
ternyata kau lebih cantik aslinya yah!” pujinya yang membuat tanda Tanya besar
dikepalaku. Apa dia sudah pernah melihatku sebelumnya? Tapi aku tidak begitu
memperdulikan itu.
“Gamsahamnida
eonni”
“cheonmaneyo”
Setelah
sedikit berbincang dengan Ahra eonni aku dipersilahkan duduk dikursi kayu
dengan meja didepannya. Aku pikir tadi aku diajak ke ruang tamu, tapi ternyata
aku malah diajak ke teras belakang rumah mereka. Udara disini sangat sejuk dan
tenang, mungkin karena pohon bamboo yang ada di sudut kiri taman dan kolam ikan
disebelahnya juga hamparan rumput jepang yang menyelimuti tanah. Wah.. ini
memang green house idaman.
“oh
ya eonni, aku tidak melihat Kyuhyun dari tadi, apa dia ada dirumah?”
“sepertinya
dia sedang berkutat dengan stick PSnya dikamar dari tadi, kau tunggu sebentar
ya? Akan eonni panggil dia” Ahra eonni pun menuju kekamar Kyuhyun. Aku
mengangguk pelan.
30
menit kemudian Kyuhyun datang. Memang lama, pasti karena dia enggan untuk
meninggalkan barang kesayangannya itu.
#Kyuhyun
POV#
“Kyu”
suara Ahra noona terdengar dari balik pintu kamarku.
“ne
eonni, wae?” jawabku ketika noona sudah berada didalam kamarku
“Jiseon
datang, ternyata dia lebih cantik aslinya dari pada di foto yang kau letakkan
di dompetmu itu dan sekarang dia sedang menunggumu di teras belakang”
“jinjja?
Ah aku pikir dia tidak mau datang” tukasku dan langsung menghentikan
permainanku.
“benarkah
apa yang aku lihat ini? Kau rela menghentikan gamemu karena kedatangan yeoja
itu, biasanya walaupun eomma atau appa memanggilmu kau tetap tidak bergerak 1
inci pun dari situ” heran noona. Aku hanya tersenyum tipis dan mengangkat kedua
bahuku lalu ke kamar mandi. Memang hanya dia satu-satunya yeoja yang mampu
membuatku berpaling dari benda kesayanganku ini.
“eh,,
Jiseon ada di teras belakang, kenapa kau ke kamar mandi?”
“aku
ingin terlihat rapi di depannya noona”
“aih
aih,, anakku ini. Ya sudah noona juga mau pergi sebentar ya? Kalau mau pergi
jangan lupa memberi tahu ahjussi agar dia tidak khawatir”
“ne,
noona hati-hati yah!” teriakku dari dalam kamar mandi.
“tentu
nak” jawab noona dan beberapa detik kemudian aku mendengar suara pintu yang
ditutup. Noona memang selalu menganggapku anaknya dan aku menyukai itu.
Setelah
mandi aku bingung memilih baju apa yang harus aku pakai. Semua baju di dalam
lemari aku keluarkan dan itu membutuhkan waktu yang lama. Aku masih saja seperti ini, selalu gerogi ketika akan bertemu dengannya. 'Kyu, ku mohon hentikan ini, dia tidak mencintaimu'batinku. akhirnya setelah kira - kira 30menit aku menemukan baju yang pas juga. tanpa basa-basi lagi aku menuju teras belakang. sepertinya dia sudah marah tapi sebelumnya aku persiapkan dulu wajah muramku agar dia tahu aku tidak akan mengejar-ngejarnya lagi.
"oh,, kau sudah datang" tukasku datar
"kenapa kau lama sekali? aku sudah hampir lengket disini" omelnya kesal
"aku bosan di rumah terus, aku mau keluar" tukasku tanpa melihatnya dan pergi
"eh,, eh,, kau mau kemana? aku sudah datang untuk belajar dan kau membuatku menunggu lama kenapa kau pergi seenaknya?" tuntutnya
"terserah saya dong! ini kan rumahku" ketusku dan berlalu dari hadapannya
"yyaa" jeritnya mengikutiku dari belakang.
aku mengeluarkan motor besarku yang sudah tergantung 2 helm di sini dari garasi dan lengkap dengan jaket biru tuaku dan shal coklat dileherku karena cuaca di Seoul sekarang memang sedang dingin. kemudian aku menghampiri dia yang sedang berdiri didepan pintu sambil menghentakkan kakinya dilantai dan menatapku sinis. tingkahnya itu benar-benar mengingatkan aku pada kejadian di SMP dulu. aku pun pura-pura lewat didepannya tanpa mengajaknya dan aku gas motorku ketika berada tepat dihadapannya.
"yya!! kau meninggalkan aku sendiri di rumahmu? kau tidak takut aku membakar rumahmu?" ancamnya
"kau mau ikut tidak?" tawarku sembari menyodorkan helm dia lalu menujur posisiku berada.
"kemana?" tanyanya antusias
"kita ke Lotte Amusement Park" seruku dan tidak menghiraukan usahaku agar terlihat dingin lagi padanya.
"jinjja? kalau begitu kajja!" serunya dan menyambar helm yang ada ditangan kiriku. tidak sampai 1detik dia sudah berada diatas motorku.
"Jiseon-ah,, kau berpegangan karena kita akan melaju seperti ghost rider"
"shireo" mendengar kata shireo dari bibir indahnya itu aku langsung menancap gas. otomatis Jiseon kaget dan malah menarik shal dileherku, akupun kaget karena cekikkan itu. aku menghentikan motor.
"yyaa,!! apa kau mau membunuhku hah!!" bentakku
"tadi aku hampir jatuh"
"sudah ku bilangkan? berpegangan"
"ishh,," desisnya terpaksa memegang ujung jaketku
"bukan seperti itu" aku langsung menarik tangannya dan melingkarkannya dipinggangku. oops! jantungku seperti ingin melompar keluar. persetang dengan jantungku ini. yang penting sekarang di atas motor ini dia milikku.
***
aku mencintaimu bagai angin yang menghempasmu kali ini
akan semakin kuat menghempasmu jika kau mencoba sekuat tenaga untuk lari
meskipun kau memakai jaket setebal apapun angin ini tetap menusukmu hingga ketulangmu
jadi biarkan aku mencintaimu Park Jiseon
***
TBC
Buuaarrrrr.........!!!!!! #author muncul bareng
Gimana-gimana?? bagus gak? feelnya dapet gak
kalo jelek maaf ya? coz author masih junior
biar author cepet post Part 2nya please kommen and berikan kritik dan saran kalian yaa
Gomawo^^
biar author cepet post Part 2nya please kommen and berikan kritik dan saran kalian yaa
Gomawo^^