Rabu, 24 Oktober 2012

[FF] You're My Everything (Part 1)


   
Selamat datang di blogku yang rada-rada gaje ini. berhubung ini adalah FF pertama yang aku post jadi berasa sesuatu gimana gitu XD. udahlah yang penting happy reading deh. please leave your comment after reading, biar saya tahu FF ini bisa dilanjutin gak. sebelumnya gomawo^^
*Mian kalo gaje dan banyak typonya
You’re My Everything

Author              :            Veny Sugandhi
Main Cast          :            Park Jiseon, Cho Kyuhyun, Lee Sungmin
Sub Cast            :            Lee Hyukjae, Lee Donghae, Kim Heechul, Park Jungsu, Kang Sora, Sunny (SNSD)
Genre                 :            Campur aduk kaya rujak.. kekeke :D
Credit Picture   :            PJS Edited
Recommended Song :    Super Junior – All My Heart and Kyuhyun – Hope Is a Dream That Doesn’t Sleep

***
“Jiseon anakku, ayo bangun! Ini sudah pagi dan kau harus ke sekolah hari ini”, suara lembut seorang pria paruh baya bernama Park Jungsoo yang samar namun semakin jelas ditelinga sang anak dan membuatnya terbangun.

“Ne appa, aku sudah bangun”. Jawab si anak sambil tersenyum dan membereskan ranjangnya setelah itu dia langsung bergegas ke kamar mandi dengan raut wajah yang masih mengantuk namun sangat semangat ke SMU barunya.

@Ruang Makan
Sambil mengunyah roti isinya Jiseon berbincang-bincang dengan kedua Ortunya Park Jungsu dan Kang Sora.

“Amma, Appa aku tidak sabar lagi ingin melihat sekolah baruku, kata orang disana guru-guru Prianya sangat tampan dan . . .” omongannya terpotong karena jitakan ammanya telah mendarat dengan cantik tepat di dahinya.

“Namja saja yang kau pikirkan, belajar yang baik agar kau bisa menjadi manusia yang berguna” omel Sora pada anak tunggalnya itu.

“aishh,, appo amma!! Ini masih pagi tapi Amma sudah menjitakku sekuat ini” protes Jiseon

“haahh sudah sudah masih pagi kalian sudah bertengkar, Jiseon! Ayo habiskan makananmu dan cepat berangkat ke sekolah nanti kau terlambat” Lerai Jungsoo yang biasa dipanggil Leeteuk oleh istrinya karena sifatnya yang bagaikan malaikat.

“hmm,, baiklah! Amma, Appa aku berangkat ne?”Jiseon pamit dan keluar dari pintu

“ne, hati-hati di jalan nak!” sahut kedua orang tuanya berbarengan

@Jalan
Dengan berjalan kaki Jiseon menuju sekolah barunya. Namun, ketika sudah dekat sekolah ia disenggol oleh seorang Namja gagah yang terlihat amat tergesah-gesah sampai Jiseon hampir terjatuh.
“Huft,,! Hampir saja, yyaa! Kau pikir ini jalan pribadimu hingga kau jalan seenaknya seperti itu” Jiseon marah dan mencoba member tahu kekesalannya pada namja yang menabraknya tadi.

“Aigoo, mianhaeyo! Aku sangat terburu-buru” ucap namja itu sambil membungkuk 90° lalu pergi.

“Ne,!” ucap Jiseon pelan dan melanjutkan langkahnya

#Perkenalkan,,!! Gadis ini bernama Park Jiseon biasa dipanggil Jiseon. Jiseon adalah gadis periang, ramah,  jahil, keras kepala dan cantik tidak heran banyak namja disekolahnya menyukainya. Ini adalah hari pertamanya sekolah di SMU Shinhwa setelah lulus SMP. Sejak di sekolah dasar hingga SMP dia dikenal sebagai yeoja yang cerdas dan dari keluarga terpandang maka tidak heran dia dengan mudah masuk disekolah elit itu. Disekolah ini juga ada ketiga sepupu yang juga sahabatnya sejak kecil, yaitu Kim Heechul, Lee Donghae, dan Lee Hyukjae.#

#JiseonPOV#
“Jiseon!! Di sinii!” teriak Hyukjae sambil melambaikan tangan dari depan gerbang ketika melihat aku datang.

“Akhirnya kau masuk disini juga, Jiseon! Setelah kau menolak mati-matian tak mau masuk di sini” sahut Heechul ketika aku menghampiri mereka

“hehe,, kau kan tahu aku mengejar siapa disekolah ini?” jawabku salah tingkah. Yah,, memang mulanya aku sungguh tidak mau sekolah disini tapi ketika aku mengetahui bahwa mantan kakak kelas kami semasa SMP juga bersekolah disini, aku malah ingin bersekolah disini. Dia sangat tampan, perhatian, dan merupakan namja idealku, yup,,!! Dia Lee Sungmin Oppa, namja pertama yang membuat jantungku berdegup kencang setiap bertemu dengannya hingga aku tak mampu menatap mata indahnya.

“huh, kau ini kalau ada yang disukai saja pasti apapun tujuanmu yang sudah direncanakan sejak lama akan dengan mudahnya kau ubah” gerutu Heechul

“Oh iya,,! Di mana Donghae?” Tanya Hyukjae ketika menyadari couplenya itu tidak datang bersamaku padahal rumahnya bersebelahan denganku

“Omo!! Aku terlalu bersemangat untuk datang ke sekolah baru hingga lupa untuk menjemputnya untuk berangkat sekolah bersama!” ucapku sembari menepuk dahi.

“Eitt,, tunggu dulu! Aku disin Jiseon!” seru Donghae yang tiba-tiba muncul dari belakangku yang membuat semua heran

“Kapan kau muncul?” sahut kami bertiga berbarengan.

“Sejak kau sampai disini bersamaku!” ucap Donghae santai

“Benarkah? Tapi dari tadi kami tak melihatmu!”

“hhhh,… mata kalian itu dimana ha?” ucap Donghae sambil menoel kepala kami bertiga satu persatu.

“Ishh,..! dasar manusia aneh!” dengus ku, Eunhyuk dan Heechul kesal

“Sudahlah.. ayo kita masuk!” ajak Donghae sambil merangkul kami

@Ruang Kelas
Dikelas aku duduk sebangku dengan Donghae, sedangkan Hyukjae dan Heechul dikelas lain dan kami duduk di samping jendela agar bisa melihat-lihat pemandangan diluar kelas.

“Jiseon, lihat halaman sekolah ini! Indah sekali, bagai di surga!” ucap Donghae kagum

Aku ikut melihat ke halaman sekolah itu,

“Waahh,, benar ini seperti surga bahkan lengkap dengan malaikatnya” seruku tanpa sadar ketika melihat seorang namja tampan yang sedang duduk di bangku taman itu dia adalah namja yang selama ini aku kagumi.

“Mwo? Malaikat? Mana? Mana?” Tanya Donghae dengan suara melengking dan mengejutkan.

“Omo jantungku” ucapku sambil mengelus dada karena kaget.

“Yyaa,, Lee Donghae!! Lihat namja tampan yang duduk di bawah pohon sana” *menunjuk kearah namja tampan itu berada* apa dia benar – benar manusia atau malaikat? Ne, benar dia adalah malaikat Umin oppa yang tur. . .” belum selesai aku berbicara Donghae sudah tertawa geli mendengar perkataanku itu.

“Hahahaha,…. Yang benar saja, malaikat mana mungkin ada dibawah pohon seperti itu, yang ada juga pangeran yang berada disampingmu dan sedang berbicara denganmu sekarang ini Park Jiseon!” Dengan PDnya Donghae memuji dirinya sebagai pangeran sambil melihat kekaca yang ada bayangan dirinya.

Dalam beberapa detik suasana menjadi hening

“Mwo? Pangeran katamu?” Tanyaku yang dibalas anggukan dan senyuman lebar dari Donghae.

“Yang benar saja! Hahahaha,…..” *Pletakk* aku menjitak kepala Donghae dan tawaku pun pecah memenuhi ruangan kelas yang syahdu(?) itu.

“Appo JIseon-ah!” rintih Donghae sambil mengelus – elus kepalanya yang sakit karena jitakanku namun tak ingin aku perdulikan karena aku tengah tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutku yang mulai sakit.

“Yyaa,, Jiseon! Berhentilah tertawa, wajahmu sudah merah seperti kimchi tau!” bujuk Donghae menyuruhku berhenti tertawa namun aku masih sangat geli mengingat perkataannya tadi.

“Jiseon, aku malu” ucap Donghae menudukkan kepala

“kalau kau malu kenapa kau dengan PDnya mengatakan kalau kau adalah pangeran? Hahaha..” balasku mengejeknya dan kembali tertawa.

“Jiseon, berhentilah tertawa, semua orang memperhatikan kita termasuk seonsaengnim dibelakangmu itu” bisik Donghae sambil menunjuk ke belakangku. Aku berbalik ke arah yang ditunjuk Donghae namun masih dengan tawaku yang seketika hilang ketika melihat sosok sangar Yoon seonsaengnim.

“Aaaa,.. mianhaeyo seonsaengnim! Jeongmal mianhaeyo!” ucaku sambil membungkukkan badan berkali-kali.

“Hmm,, siapa namamu?” Tanya seonsaengnim berkacamata, bermake-up tebal dan berjambul khatulistiwa bak Victoria Beckham itu.

“Park Jiseon imnida, seonsaengnim” jawabku yang masih tertunduk malu.

“Ishh,.. kau ini seorang yeoja tapi masih pagi-pagi begini kau sudah memenuhi sekolah dengan suaramu itu” omel seonsaengnim itu.

“Yesungdahlah(?) mari kita mulai pelajaran, kalau lain kali kau berbuat seperti itu aku tidak segan-segan untuk menjemurmu di lapangan sambil menghormat bendera, Arasseo??” sambungnya menekanku

“Arasseoyo seonsaengnim!” balasku

“Aishh,, malu sekali aku dibuatnya, kenapa tidak kau bilang dari tadi Donghae?” bisikku menggerutu pada Donghae yang tersenyum puas karena aku sudah dimarahi.

“heh,. Kau yang tidak ingin mendengarkan aku” belanya

“apa lagi itu Park Jiseon” teriak Yoon seonsaengnim dari mejanya

“aa-aniya seonsaengnim!” jawabku takut hingga terbatah-batah.

-Skip-
@Kantin
“Benar-benar guru yang hebat Yoon seonsaengnim itu, walaupun sebelumnya dia terlihat seram tapi ternyata beliau guru yang hangat dan penyayang. Selain itu, cara mengajarnya pun sangat mudah dipahami tidak seperti Kim seonsaengnim di SMP kita dulu, bukan begitu?” Donghae mengajakku bercerita namun aku hanya terdiam melihat namja yang duduk dimeja sebelah kiri kami dan sedang serius beradu dengan PSPnya.

“Yyaa,, JIseon! Aku mengajakmu bicara dari tadi ternyata kau hanya memperhatikan namja itu?” bentak Donghae setengah berteriak. Namja yang aku perhatikan tadi mendengar bentakan Donghae padaku dan hanya tersenyum tipis.

“Ok, apa yang kau bicarakan tadi?” ucapku datar juga dengan tatapan datar padanya.

“ ya sudahlah! Aku sudah malas berbicara denganmu” gerutu Donghae sambil menyeruput susu strawberry kesukaannya.

“Aish,, kau ini” godaku sambil mengacak-acak rambutnya gemas.

“Ishh,, hentikan!” berontaknya

“hehehe,, baiklah pangeran!” godaku lagi sambil menundukkan kepalaku.

“Ishh,..” dengusnya makin kesal

“Ah! Itu Hyukjae dan Heechul! Hyukkie, Chullie disebelah sini!” panggil Donghae pada Eunhyuk dan Heechul dan mereka langsung menuju ke tempat kami berada

“oiya, kenapa kau terus memperhatikan namja itu dari tadi Jiseon? Ada apa?” Tanya Donghae panasaran

“Aniya, hanya saja aku merasa kalau aku pernah melihatnya, tapi dimana ya?” jawabku bingung

“Aigoo Jiseon-ah! Itu kan Cho Kyuhyun teman satu SMP kita!” kata Heechul

“Jinjja? Hmm,, aku mulai ingat! Jadi namanya Cho Kyuhyun!” seruku mulai mengingat-ingat

“yyaa! Jangan makan pudding pisangku Hyuk!*Pletakk* dasar monyet!” teriakku dan langsung menjitak kepalanya ketika aku melihatnya akan memakan pudingku

“appo, Jiseon-ah! Aku baru saja mencium aromanya!” Rintih Hyuk mengelus jidatnya

“sudah jangan hiraukan monyet ini *Hyuk nangis dipojokan*, kau ingat apa Jiseon?” Tanya Heechul

“dulu aku pernah bertemu dengannya”

#Flashback#

“Aigoo,, hujan deras sekali, payungku dibawa Eunhyuk lagi! Bagaimana aku bisa pulang?” keluhku diteras kelas

“gleg gleg grrrggkk!” bunyi dari perutku yang sudah keroncongan

“aish,, aku sudah lapar dan aku tidak mungkin menunggu hingga hujan ini reda, sial apa aku hari ini? Ishh,..” aku terus mengomel dan mengomel sambil menendang-nendang tiang yang berada disampingku karena kesal. Tiba-tiba terdengar suara seseorang dari belakangku
“ehem,, berhentilah menendang tiang itu, dia tidak bersalah dan bagaimana kalau tiang itu rubuh karena tendangan mautmu itu?” ucapnya

‘apa di berbicara padaku?’ gumamku dalam hati sembari berbalik badan. Ternyata benar, dia memang berbicara padaku, aku tidak tahu mau bebicara apa dan aku hanya senyum-senyum gaje sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

“kau pakai saja payungku ini untuk pulang” ucapnya sambil membukakan sebuah payung dan menyodorkannya kepadaku, tapi aku bingung mengapa dia memberikan payungnya untukku apa dia tidak mau pulang?

“pakailah, bukankah kau sudah lapar?” lanjutnya sembari menarik tanganku dan menaruh payungnya digenggamanku dengan senyum yang amat manis.

“hehehe,,, tadi aku berbicara telalu keras ya?” tanyaku sala tingkah

“aniyo,, kau berbicara sangat pelan tapi aku bisa mendengarnya dengan jelas” jawabnya dengan senyuman evil

“pulanglah,, hujannya sudah semakin deras” lanjutnya dan mendorongku lembut hingga keluar teras

“baiklah,, besok payungmu akan aku kembalikan! Annyeong” balasku ramah dan melambaikan tangan

#Flashback End#

“mwo? Jangan-jangan dia menyukaimu sejak lama lagi!” ledek Heechul

“hahaha,, yang benar saja? Itu tidak mungkin Heechul” elakku pada Heechul dan melanjutkan makanku

“mungkin saja!!” teriang seseorang dari sebelah kiri kami

“aigoo,, ternyata dia mendengar percakapan kita” ucap Eunhyuk ketakutan

“mu.. mu.. mungkin apa?” Tanya Donghae dengan terbatah-batah

Dengan sentum percaya diri Kyuhyun berdiri tegap dibelakangku dan memegang kedua bahuku
“yyaa,, jangan pegang bahu. . .” omonganku terpotong

“Aku memang menyukainya sejak lama, kalian pergi sana” potongnya

Dengan wajah aegyo dan tidak percaya mendengar kata-kata Kyuhyun, Donghae, Eunhyuk dan Heechul pergi meninggalkan kami dan dengan cepat Kyuhyun duduk disampingku

“Donghae, Eunhyuk, Heechul!! Kenapa kalian meninggalkan aku dengan namja aneh ini?” teriakku pada mereka yang lari terbirit-birit, entah apa yang mereka takuti dari namja yang aku akui memang tampan ini

“yya..!!” teriakku lagi dan berdiri hendak mengejar mereka tapi oleh Kyuhyun yang memegang erat tanganku

“duduklah dulu disini, kita sudah lama tidak mengobrolkan?” bujuknya dengan senyuman mautnya, omo,, kau begitu imut Kyu

“oh iya! Kau belum mengembalikan payung yang ku punjamkan waktu itu” lanjutnya

“aku pikir payung itu kau berikan padaku? Lagi pula keesokan harinya aku mencarimu di sekolah tapi aku tidak melihatmu” belaku

“hehe,, tadinya memang ingin aku berikan tapi aku…. Sudahlah lupakan saja” ucapnya

“ishh,, idiot!” ketusku lalu berdiri dan ingin pergi tapi dia menahanku lagi

“yyaa,, kau mau kemana? Aku belum puas bercerita denganmu” protesnya

“lihat jam tanganmu, sebentar lagi bel masuk berbunyi” ucapku sambil menunjuk jam tangannya

“ta... tapi” *kriing… kriing…* omongannya terpotong oleh bunyi bel dan dengan segera aku mengambil kesempatan untuk lari darinya tanpa menghiraukannya yang masih terduduk mematung di kantin
#Jiseon POV End#

-Skip-
#Keesokan Harinya#
Disebuah taman kota di Seoul, Jiseon duduk sendiri dibangku panjang di bawah pohon bunga sakura yang bermekaran

“haaahhh,,, musim semi di taman ini memang selalu lebih indah jika dinikmati berdua” ucap seorang namja yang duduk tepat disamping Jiseon

“Kyuhyun??!!” Jiseon terkejut setengah berteriak ketika menoleh dan melihat orang berbicara disampingnya adalah Kyuhyun

“jangan lebay seperti itu terkejutnya! Memangnya aku ini hantu?” ucap Kyuhyun santai tanpa menatap Jiseon

“ishh,, sok cool! sedang apa kau disini” Tanya jiseon yang masih terkejut

“Apa lagi kalau bukan melihat-lihat bunga” jawab Kyuhyun santai

“apa kau sudah lama disini?” Tanya Jiseon penasaran

“aniyo,, bahkan kita duduk diwaktu yang bersamaan” jawab Kyuhyun yang kini tersenyum padanya

“jadi, kau mengikutiku? Kenapa kau mengikutiku?” Tanya Jiseon dengan nada yang agak membentak. Kyuhyun hanya menunjukkan Evil smilenya dan menatap Jiseon tajam

“jadi, kau ingin tahu kenapa aku mengikutimu?” Tanya Kyuhyun sambil mendekatkan wajahnya pada Jiseon. Jiseon terlihat gugup, jantungnya berdetak tidak karuan, dia mencoba menjauh dengan cara mundur kebelakan tapi Kyuhyun malah maju hingga kini Jiseon sampai di ujung kursi panjang itu dan jarak antara wajah mereka tinggal 2cm, deru nafas hangat Kyuhyun menyapu lembut pipi mulus Jiseon ‘aigoo,, apa yang akan dia lakukan?’ batin Jiseon

“saranghae” bisik lembut Kyuhyun di telinga kiri Jiseon yang membuat Jiseon tersentak

“bo?” *brukk* hingga terjatuh dari kursi taman panjang yang mereka duduki

“aduhh!” rintih Jiseon ketika bokongnya mendarat di tanah

“aigoo,, mianhae Jiseon-ah! Gwaenchanayo?” Tanya Kyuhyun khawatir dan mengulurkan tangannya

“sudah jatuh seperti ini mana mungkin aku baik-baik saja! Tidak perlu, aku bisa berdiri sendiri!” tolak Jiseon dan menepis tangan Kyuhyun. Tapi karena Jiseon masih merasa sakit ketika dia berdiri dan heels yang dipakainya terlalu tinggi membuatnya kehilangan kaseimbangan dan membuatnya kembali terjatuh. Kyuhyun mencoba untuk menahannya tapi dia malah ikut terjatuh dan menindih tubuh Jiseon yang lebih kacil darinya. Mata mereka saling bertemu dan bertatapan sangat lama. Suasana menjadi hening, tak ada suara apapun kecuali detakkan jantung mereka yang begitu kuat terdengar.

‘matanya begitu indah, kenapa mataku tak bisa berkedip?’ batin Kyuhyun merasa matanya mulai panas begitu pula dengan Jiseon. Merasa ini sudah terlalu lama dan Kyuhyun tidak juga bangun, Jiseon berpikir untuk mengerjainya. Evil smilenyapun mengembang dan *Tokk..!!* Jiseon membenturkan kepala kerasnya di kepala Kyuhyun.

“awa.. wa.. wa.. waa..! kepalakuu” rintih Kyuhyun yang bangkit dari posisi sebelumnya sambil memegangi dahinya yang kesakitan hingga matanya berkaca-kaca.

“hahahaha,..!! rasakan itu, kau kira badanmu itu tidak berat hah? Week :p” ledek Jiseon menjulurkan lidahnya

“kau ini!! Kepalamu itu keras sekali tahuu?” rintih Kyuhyun

“hehehe,, omona!! Kyuhyun, hidungmu bedarah” kejut Jiseon melihat darah segar mengalir dari hidung Kyuhyun

“bo? Mana?” Tanya Kyuhyun dan memegangi hidungnya

“aishh,, jangan bergerak!” ucap Jiseon lalu mengambil tissue di tasnya dan membaringkan Kyuhyun dipangkuannya kemudian membersihkan darah di hidung Kyuhyun yang terus mengalir. Kyuhyun hanya menurut karena memang itu yang diinginkannya.

“aigoo,, apakah kepalaku sekeras itu hingga membuatmu berdarah” celoteh Jiseon panic. Melihat kepanikan Jiseon, Kyuhyun malah tersenyum senang.

“Jiseon-ah, disini lagi” panggil Kyuhyun manja menujuk dahinya yang memerah karena benturan tadi.

“ne, nanti aku plester” jawab Jiseon

“Jiseon-ah” panggil Kyuhyun lagi

“wae Cho Kyuhyun?” jawab Jiseon yang masih sibuk menyeka darah Kyuhyun yang belum berhenti.

“sebenarnya sudah lama aku ingin mengatakan kalau aku menyukaimu, tapi aku masih butuh waktu untuk mengumpulkan keberanianku” terang Kyuhyun yang masih terbaring di pangkuan Jiseon. Jiseon tak mengeluarkan suara sedikitpun dan menempelkan plester didahi Kyuhyun.

“nah! Sudah selesai, tahan tissue ini dihidungmu! Ayo bangun” perintah Jiseon

“shireo! Apa kau tidak mendengar apa yang aku katakan tadi?” tolak Kyuhyun yang tak ingin bangun

“ishh,, babo! Yya,, dengarlah, ayo cepat bangun, atau aku banting kepalamu di kursi” ketus Jiseon.

“lalu, kenapa kau tidak berkomentar sama sekali?” tuntut Kyuhyun sembari bangun

“emangnya aku harus berkomentar apa? Wow gitu?” Ledek Jiseon

“apa kau mau menjadi Yeojachinguku?” Tanya Kyuhyun pelan

“mwo? Yang benar saja” balas Jiseon berdiri dan pergi

“yyaa..! aku bersungguh-sungguh” teriak Kyuhyun tapi Jiseon tidak memperdulikannya dan malah naik bus

“aishh,,” dengus Kyuhyun dan mengacak-acak rambutnya, dia frustasi

‘eotteohkke? Apa aku harus mengejarnya?’ gumamnya dalam hati. Ketika Kyuhyun berpikir untuk mengejar Jiseon, bus yang tadi dinaiki Jiseon malah jalan. Spontan Kyuhyun langsung mengejar bus yang ada Jiseon didalamnya itu. Kyuhyun mengejar bus itu dengan pantang menyerah seperti roh pelari marathon sedang memasukinya :D.

“Jiseon-ah! Berhenti, tunggu!” teriak Kyuhyun yang terus berlari mengejar bus yang ditumpangi Jiseon tapi tidak seorang pun mendengarnya. Karena merasa sesak nafas dan tak mampu lagi untuk berlari Kyuhyunpun berhenti untuk mengatur nafasnya yang kini tersengal-sengal.

‘aha!! Aku memang sangat jenius’ seru Kyuhyun dalam hati memuji dirinya sendiri. Tanpa buang-buang waktu lagi Kyuhyun berlari ke arah lain, rupanya dia sudah tahu halte selanjutnya yang akan disinggahi bus itu. Kyuhyun memang sudah hafal betul daerah itu. Seperti orang kemasukan, Kyuhyun berlari dengan kencang melewati gang-gang dan jalan sempit yang gelap tak perduli siapa yang di tabraknya menuju halte yang dimaksudnya untuk memotong jalan agar dia lebih dulu sampai di halte dari pada bis yang ditumpangi Jiseon tadi.

@Halte
“nah! Itu dia busnya” seru Kyuhyun melihat bus yang sejak tadi dikejarnya itu. Ketika bis itu berhenti tepat didepannya, tanpa aba-aba lagi dia langsung masuk bus itu dan mengedarkan pandangannya diseluruh sudut bus itu dan dia berhasil menemukan sosok seorang yeoja yang membuatnya gila.
‘nah,, itu dia cintaku’ seru Kyuhyun dalam hati menuju arah Jiseon duduk

“kenapa kau selalu mencoba lari dariku?” Tanya Kyuhyun pada Jiseon dalam posisi berdiri dan Jiseon duduk dihadapannya

“. . . . .” Jiseon tak menjawab.

“Jiseon-ah . . . .” ketika Kyuhyun hendak melanjutkan kata-katanya, bus yang mereka tumpangi beranjak pergi dan getaran yang dihasilkannya membuat Kyuhyun hampir jatuh. Spontan Jiseon menarik baju Kyuhyun dan itu membuatnya tidak jadi jatuh malah hampir menindih Jiseon didepannya.

“Isshh,,, kau ini bisanya merepotkan orang saja! Duduk sana!” omel Jiseon. Kyuhyun pun duduk disamping Jiseon

“kenapa kau tak menjawab pertanyaanku dan tidak menghiraukan aku?” Tanya Kyuhyun setengah berbisik.

“aku tak menyukaimu!” jawab Jiseon santai tanpa melihat Kyuhyun

“oh,, begitu rupanya? Wae?” Tanya Kyuhyun polos

“yah,, kalau tidak suka ya tidak suka” jawab Jiseon ketus

“arayo! Kau menyukai Sungmin hyung kan? Apa tidak ada tersisa tempat dihatimu untukku? Kau tahu, aku sudah memendam perasaan ini begitu lama. Aku mulai gila Jiseon!” tuntut Kyuhyun.

“Hati orang tidak bisa dipaksakan, Cho Kyuhyun!” Jawab Jiseon

Kyuhyun terdiam beberapa menit merangkai kata-kata yang harus diucapkannya.
“Baiklah! Hati memang tidak bisa dipaksakan tapi aku akan terus menunggumu hingga kau menyadari betapa besar cintaku padamu” terang Kyuhyun yang tidak digubris oleh Jiseon yang hanya menatap keluar jendela *author meleleh*.
Dari lubuk hati yang paling dalam sebenarnya Jiseon tersentuh oleh kesungguhan Kyuhyun padanya, namun seperti yang dikatakannya tadi bahwa hatinya tidak bisa dipaksakan.

-Skip-
Hari berganti bulan dan bulan berganti tahun. Tidak terasa kini mereka sudah kelas 2 dan Sungmin sudah kelas 3 tentunya. Selama itu pula Jiseon tetap mengejar cinta Sungmin begitu juga Kyuhyun yang terus mengejar cinta Jiseon seperti janjinya hari itu. Hari ini Jiseon sedang memaksakan diri mengikuti program Ekstrakurikuler Tae Kwondo yang amat disukai Sungmin pada sore hari, karena menurut Hyukjae dan Heechul Jiseon harus menyukai apa yang disukai Sungmin sedangkan Donghae lebih mendukung Kyuhyun.

-Seusai Latihan-

“Sungmin Oppa kau haus? Ini aku punya air mineral untukmu” panggil Jiseon sembari memberikan sebotol air minum pada Sungmin yang tengah terduduk capek disebuah kursi.

“gomawo!” balas Sungmin sambil membuka tutup botol dan meneguk minuman yang Jiseon berikan.

“oppa?”

“hmm?” jawab Sungmin sambil meneguk minumannya

“aku ingin mengatakan sesuatu”

“apa itu? Katakana saja” jawab Sungmin santai dan kembali minum

‘oke,, sepertinya sudah saatnya’ gumam Jiseon dalam hati

“saranghae” seru Jiseon cepat dan membuat Sungmin yang dalam keadaan minum kaget hingga tak sengaja menyemburnya. Sementara Kyuhyun yang bermain tenis lapangan melihat mereka dari lapangan tenis tak mampu menahan tawanya, tapi dengan cepat berubah cemberut lagi melihat Sungmin membersihkan wajah Jiseon. Hati Kyuhyun panas melihat adegan mereka itu. Dia memukul bola tenis ditangannya dengan raketnya penuh emosi dan mengenai Choco yang sedang bermain ria bersama Bada dan Ddangkoma.

“Kyu,, teganya kau” rintih Choco. Kyuhyun tidak memperdulikannya

“aigoo,, mianhae Jiseon-ah!” ucap Sungmin menyesal dan kemudian membersihkan wajah Jiseon dengan sapu tangannya.

“Sungmin-ah!” suara seorang yeoja memanggil Sungmin yang membuat Sungmin dan Jiseon berbalik.

“Sunny?” seru Sungmin senang

‘isshh,, eonni ini mengganggu saja’ dengus Jiseon dalam hati

“apa yang kau lakukan disini? Kajja ikut aku” panggil Sunny pada Sungmin. Sungmin mengangguk dan pergi meninggalkan Jiseon yang mematung melihat kepergian mereka tanpa berpamitan pada Jiseon.

‘eonni itu merebut Sungmin oppa dariku’ dengus Jiseon dalam hati mengepal tangannya.

Sudah 30 menit Sungmin dan Sunny pergi. Semula, Jiseon berpikir sungmin akan kembali tapi ternyata dia tidak kunjung kembali juga hingga hari mulai gelap. Jiseon pun berinisiatif untuk menyusul mereka.

“sepertinya tadi mereka masuk di sini! Kenapa sepi sekali?” Jiseon menebak kelas yang tadi dimasuki Sungmin dan Sunny. Merasa itu kelas yang benar, Jiseon pun memutar gagang pintu dan. . . .

“Omona!! Oppa, eonni! kalian” Jiseon kaget bukan main melihat Sungmin dan Sunny sedang asik berciuman di sudut kelas.

“Jiseon!” sahut Sungmin dan Sunny kaget menyadari Jiseon telah memergoki mereka.

Jiseon tak percaya apa yang telah dia lihat. Tak terasa air mata mengalir bersama kekecewaan dihatinya. Lututnya melemas, hatinya hancur berkeping-keping.

‘hhh,,, apa yang aku lihat barusan? Nyatakah ini?’ batin Jiseon berkecambuk. Jiseon pun berlari meninggalkan tempat itu dengan air mata yang terus mengalir dipipinya. Kyuhyun yang masih duduk di lapangan tenis melihat Jiseon lewat didepannya bingung.

‘ada apa dengannya? Sepertinya terjadi sesuatu’ batin Kyuhyun. Sementara Jiseon terus berlari kencang dalam tangis dan air mata. Tiba saatnya dia akan menyeberang, karena pikirannya yang kalut, Jiseon tak memperhatikan lampu merah yang tinggal beberapa detik lagi hijau. Sesampainya dia dipertengahan jalan lampu hijau pun menyala dan dia “biiiipp” nyaris saja ditabrak sebuah truk namun Kyuhyun menarik tangan kanannya dari belakang dan memutar posisi Jiseon lalu memeluknya di dadanya. Di elusnya rambut panjang Jiseon dengan lembut dan mencium puncak kepalanya.

“ada apa denganmu?” Tanya Kyuhyun bingung.

Menyadari itu adalah suara Kyuhyun, Jiseon pun tak mampu lagi menyembunyikan suaranya. Dipelukan Kyuhyun, Jiseon menagis sejadi-jadinya.

“menangislah, menangislah sepuasmu agar kau tidak akan menangis lagi esok hari” bujuk Kyuhyun mempererat pelukannya dan akhirnya Jiseon memutuskan untuk membuka mulutnya.

“Kyuhyun, aku mencintainya tapi dia tidak menganggapku sama sekali! Bahkan berciuman dengan yeoja lain didepanku,, hiks hiks” adu Jiseon disela-sela air matanya.

“jinjja? Sudahlah,, tidak usah pikirkan dia lagi! Ada aku di sini. Hmm?” bujuk Kyuhyun sekali lagi.

“tapi, aku menginginkannya Kyu!” tolak Jiseon melepaskan pelukan Kyuhyun.

“Jiseon, cukup! Jika kau terus seperti ini, kau tampak sangat menyedihkan” Kyuhyun mencoba menyadarkan Jiseon

“Kyuhyun, dengar! Kau sendiri tahu perasaanku sama denganmu, cinta kita bertepuk sebelah tangan”

“arasseo! Kau tak perlu memberi tahuku soal itu!” teriak Kyuhyun karena merasa sakit oleh perkataan Jiseon.

“aku tidak boleh menyerah, aku harus kembali ke sana” gumam Jiseon dan ingin kembali ke tempat Sungmin dan Sunny tadi.

“tidak boleh” bentak Kyuhyun dan menahan tangan Jiseon

“wae? Aku ma. . . . heummpp” kata-kata Jiseon terpotong karena dengan cepat Kyuhyun menyerang bibir mungil Jiseon dengan bibirnya. Jiseon berusaha melepaskan diri dari Kyuhyun tapi Kyuhyun menahan tengkuknya. Lampu merah pun kembali menyala, otomatis orang-orang menyeberang jalan dan melihat Kyuhyun dan Jiseon.

“isshh,, anak muda jaman sekarang benar-benar tidak tahu malu” cibir seorang ahjumma yang lewat

“iya benar, mau jadi apa Negara kita ini kalau generasi penerusnya seperti itu” sahut ahjumma lain

Mendengar komentar dari orang-orang yang lewat itu membuat Jiseon malu lalu dia menolak Kyuhyun dengan sekuat tenaga hingga Kyuhyun mundur beberapa langkah dan *plaakk* Jiseon menampar pipi kiri Kyuhyun hingga lima jari mungilnya itu berbekas jelas dipipi seputih susu Kyuhyun.

“kau kejam! kau sudah mempermalukan aku didepan umum seperti ini” marah Jiseon dengan suara lirih

“mianhae Ji…” ucapan Kyuhyun terpotong.

“aku tidak butuh permohonan maafmu” potong Jiseon. Jiseon lalu menyeka air matanya dan pergi dari hadapan Kyuhyun yang mematung diantara keramaian orang-orang yang sedang menyeberangi jalan. Kyuhyun mengepal tangannya. Terlihat begitu besar penyesalan dihatinya atas apa yang baru dilakukannya tadi. ‘Babo,, aku benar-benar bodoh! Jelas-jelas dia tidak menyukaiku.’ batin Kyuhyun memaki dirinya sendiri.

#Seminggu Kemudian#
Sejak kejadian di lampu merah malam itu, Kyuhyun dan Jiseon tidak pernah bertegur sapa sama sekali. Bahkan jika mereka tidak sengaja bertatap muka, dengan cepat Jiseon memelingkan wajah ke arah lain begitu juga dengan Kyuhyun, dia pura-pura tidak melihat Jiseon.

#JiSeon POV#
Aku sedang menuju perpustakaan sekarang. Ketika aku bermaksud membuka pintu perpustakaan ternyata pintu itu ada yang menariknya dari dalam dan itu adalah Kyuhyun.
‘ishh,, namja ini lagi’ dengusku dalam hati dan memalingkan wajahku darinya. Tapi, tidak seperti yang aku kira, dia malah pura-pura tidak melihatku dan berlalu dari hadapanku tanpa senyum yang biasa dia berikan padaku setiap melihatku. Kenapa ini? Aku merasa ada yang hilang darinya. Yasudahlah! Bukankah ini lebih baik. Aku pun masuk ke dalam.

@Perpustakaan
“Annyeong Jiseon!” sapa Sunny eonni. Tanpa menjawab sapanya aku hanya memberikan senyum paksa padanya dan berlalu.

‘isshh,, sok ramah!’ dengusku dalam hati sembari memilih-milih buku yang ingin ku baca dirak buku.

Ketika aku sedang mencari buku, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menghalangiku dan itu adalah tangan Sungmin Oppa, orang yang kini sudah sangat aku benci.

“hay, Jiseon!” sapanya ramah dengan senyum andalannya. Tapi aku tidak menjawabnya.

“Jiseon, mianhae karena hari itu aku meninggalkanmu sendiri dilapangan” sambungnya tapi tidak satupun kata yang aku keluarkan.

“iya, Jiseon. Maafkan aku juga” sahut Sunny eonni yang muncul dari belakang Sungmin Oppa.

“Wah wah wah,, sepasang kekasih menghadangku diperpustakaan? Yang benar saja” ucapku sinis dan menatap mereka dengan pandangan meremehkan.

“Jiseon, aku . . .” ucapan Sungmin oppa terpotong

“sudahlah, aku sudah memaafkan kalian jadi menyingkirlah dari hadapanku sekarang” potongku.

“oh, baguslah kalau kau sudah memaafkan kami, kajja Chagiya!” seru Sunny eonni kemudian melilitkan tangannya dilengan Sungmin oppa dan menariknya pergi.

‘aigoo… yeoja dan namja itu’ dengusku dalam hati dan meremas ujung bajuku. Aku sungguh tidak tahan dengan kelakuan mereka itu.

“Siswi bernama Park Jiseon sekarang juga ditunggu Yoon Seonsaengnim diruang Guru” terdengar suara dari pengeras suara yang ada dipojok perpustakaan. Karena aku cukup popular di sekolah ini otomatis semua orang yang ada di perpustakaan ini memperhatikan aku.

‘omo,, ada masalah apa ini sampai-sampai aku dipanggil dengan cara memalukan seperti ini’ batinku menahan malu karena diperhatikan seisi perpustakaan. Aku pun bergegas ke ruang guru sambil menunduk seperti seorang terdakwah.

@Ruang Guru
“ah,, Jiseon kau kesini” panggil Yoon seonsaengnim ketika melihatku masuk ruang guru. Aku pun menurut dan menuju meja beliau.

“Park Jiseon imnida, seonsaengnim” jawabku formal

“ini lihat,,” ucap Yoon seonsaengnim menyodorkan sebuah lembaran

“apa ini seonsaengnim?” tanyaku tidak mengerti

“lihat garis-garis di diagram itu, nilaimu terus menurun! Apa saja yang kau lakukan hah?” bentak Seonsaengnim membuat semua guru di ruangan itu melihat kami. Aku tak mampu menjawab pertanyaan itu, aku hanya menunduk menahan malu.

“Park Jiseon, jika kau tidak mampu untuk memperbaiki nilaimu ini terpaksa kami harus mengeluarkanmu dari sekolah ini” terang seonsaengnim yang membuatku begitu shock.

“bo?,, andwae seonsaengnim, jebal, aku akan berusaha untuk menaikkan nilaiku lagi jadi jangan keluarkan aku. Aku akan melakukan apapun agar aku tetap sekolah disini” aku memohon pada seonsaengnim.

“untuk itu kau harus mengikuti pelajaran tambahan dan yang akan membantumu adalah siswa terbaik di sekolah ini” balas seonsaengnim

“nugu?” tanyaku penasaran siapa guru baruku itu

“dia adalah Cho Kyuhyun dari kelas 2-1”

“bo? Kenapa harus Cho Kyuhyun? Tidak bisakah orang lain seonsaengnim?” tuntutku

“kau mau ikut pelajaran tambahan atau tinggal kelas?” ancam seonsaengnim

“baiklah, aku mau” jawabku pasrah

“kalau begitu sekarang juga kau pergi ke kelas 2-1 dan berikan surat ini pada Cho Kyuhyun” perintah seonsaengnim dan aku pun pergi menuju kelas yang dimaksud tadi

@Kelas 2-1
“permisi,, ada Kyuhyun?” tanyaku pada yeoja yang sedang berdiri di depan pintu kelas 2-1.

“Cho Kyuhyunn,, Park Jiseon mencarimu” teriaknya hingga suaranya memenuhi seisi kelas dan membuat semua orang dikelas itu heran.

“Park Jiseon mencari Kyuhyun?”

“iya, ada apa ya?”

“bukankan Kyuhyun menyukainya?”

“iya tapi Jiseon menolak Kyuhyun berkali-kali”

Terdengar jelas suara-suara teman-teman sekelas Kyuhyun yang heran aku mencarinya, bahkan sampai ada yang mengintip lewat jendela. Akhirnya Kyuhyunpun keluar dari kelas itu menemuiku.

“ada apa?” Tanya Kyuhyun datar

“ini ada surat dari Yoon seonsaengnim untukmu” jawabku dan memberikan surat yang dititipkan seonsaengnim tadi padaku. Dengan wajah tanpa ekspresi Kyuhyun mengambil surat itu dariku dan langsung membacanya. Ekspresinya seperti ini membuatku memperhatikannya dari ujung kaki hingga ujung rambut. Selama ini aku tidak memperdulikannya, ternyata dia tampan juga. ‘Omo,, perasaan apa ini? Apa aku mulai menyukainya? Tidak boleh, Jiseon’ batinku menyadari apa yang sedang aku pikirkan.

“oh, aku sudah tahu! Gomawo sudah mengantarkan surat ini, sekarang kau boleh pergi” usirnya

bo? Dia mengusirku? Aku tidak terima dengan perlakuan Kyuhyun.

“mulai hari ini dan seterusnya setiap senin sampai jumat jam 4 sore kau sudah harus ada dirumahku” perintahnya

“aniyo,, tidak bisa! Besok jam 4 sore aku ada les piano”. Tentu saja aku tidak mau pergi ke rumahnya, sekarangkan aku sedang marah padanya.

“yasudah kalau kau mau dikeluarkan dari seolah ini, aku sudah membaca semua datamu disini” ancamnya sambil menunjukkan surat yang aku berikan tadi. Ishh namja ini. . . .

“geurae,, sebentar aku akan ke rumahmu. Kau tinggal dimana?” tanyaku yang memang tidak mengetahui rumahnya.

“aku tinggal di jalan - - - - - - - - - (sengaja di sensor karena tak ingin Kyu di culik #pletakk ^^v)” jelasnya dengan ekspresi datar. Ishh,, aku sangat membenci ekspresi yang dibuatnya itu. Dimana senyummu yang manis itu Kyu?.

“geurae,, sebentar aku akan ke rumahmu. Kau tunggu saja” ucapku dan berbalik hendak kembali ke kelasku. Tapi baru satu langkah aku pergi Kyuhyun menggenggam pergelangan tangan kananku dan menarikku hingga berbalik menghadapnya. Aku kaget bukan main. Semua orang yang tadi melihat kami dari dalam kelas terdengar histeris. Dia masih dengan ekspresi menyebalkan itu. Aku mencoba untuk menenangkan diriku karena dia menarikku tapi tidak mendekatkan wajahnya seperti di lampu merah waktu itu. Lama dia menatapku.

“jika kau terlambat 5 menit saja akan aku potong nilaimu!” ancamnya lagi

“bo? Memangnya kau yang memegang nilaiku”

“lihat,, disini tertulis ‘aku yang berhak atas nilaimu’ jadi kau harus datang tepat waktu atau aku . . .”

“arasseo! arasseo!” belum selesai kalimat dari mulutnya aku sudah memotongnya. Ishh,,, dia semakin menyebalkan saja.

>Skip<
Setelah Kyuhyun memberiku ancaman-ancaman kejamnya(?) siang tadi, aku pun segera menghentikan les piano, les menyanyi, dan latihan Taekwondo sepulang sekolah karena sore harinya aku harus mengikuti pelajaran tambahan dirumahnya. Semula memang menyebalkan tapi kenapa lama kelamaan dipikirkan hatiku malah jadi bahagia yah?. Ah ini pasti karena aku merasa tidak terlalu dibebani oleh segala macam les yang tidak berguna itu. Lagipula, dengan ini aku akan memperbaiki nilaiku yang selama ini makin menurun karena saking tergila-gilanya aku pada namja sok imut itu, tapi dia memang imut sich!! Kkk,..:D.

Pukul 03:45 PM
Sekarang aku sedang berdiri didepan gerbang rumah yang sangat tinggi. Aku bahkan tak bisa melihat isi halaman rumah yang dibentengi dinding kokoh ini. ‘Apa ini benar rumah milik namja menyebalkan itu?’ Aku cocokkan dengan apa yang di katakan Kyuhyun tadi siang dan memang benar ini rumahnya. Di sisi kiri gerbang ini tertulis jelas kediaman keluarga Cho. Aku memutuskan untuk memencet bel yang berada tepat dibawah papan nama itu da melihat ke monitor di sebelahnya.
*Tiinngg toonngg*. Beberapa detik kemudian muncul wajah seorang yeoja yang sepertinya lebih tua 2 tahun dariku.

“Annyeonghasimnika! Dengan siapa ini?” sapa eonni itu ramah

“hmm,, Jiseon imnida! Saya teman dari Kyuhyun” jawabku formal.

“oh,, kau yang bernama Jiseon? Ayo masuk!” ucapnya kegirangan lalu membukakan pintu gerbang untukku. Tanpa basa basi aku pun masuk dihalaman rumah yang luat dan dipenuhi pepohonan ini. Aku rasa rumah ini selalu sejuk meskipun pada siang hari tapi harus butuh waktu banyak untuk menyapu halaman ini kalau musim gugur tiba. Aku bisa melihat rumah besar berwarna putih itu berada tepat didepan mataku.

“selamat datang di rumah kami Jiseon, ayo masuk” panggil eonni tadi ketika membukakan pintu rumahnya. Perasaan aku belum mengenal eonni ini tapi kenapa dia seperti sudah mengenalku dan memperlakukan aku seperti orang penting begini?. Akupun tersenyum dan mengangguk mengikuti eonni ini dari belakang.

“aku senang kau bisa datang dirumah ini. Perkenalkan Cho Ahra imnida, aku noonanya Kyuhyun” dia memperkenalkan diri padaku.

“wah ternyata kau lebih cantik aslinya yah!” pujinya yang membuat tanda Tanya besar dikepalaku. Apa dia sudah pernah melihatku sebelumnya? Tapi aku tidak begitu memperdulikan itu.

“Gamsahamnida eonni”

“cheonmaneyo”

Setelah sedikit berbincang dengan Ahra eonni aku dipersilahkan duduk dikursi kayu dengan meja didepannya. Aku pikir tadi aku diajak ke ruang tamu, tapi ternyata aku malah diajak ke teras belakang rumah mereka. Udara disini sangat sejuk dan tenang, mungkin karena pohon bamboo yang ada di sudut kiri taman dan kolam ikan disebelahnya juga hamparan rumput jepang yang menyelimuti tanah. Wah.. ini memang green house idaman.

“oh ya eonni, aku tidak melihat Kyuhyun dari tadi, apa dia ada dirumah?”

“sepertinya dia sedang berkutat dengan stick PSnya dikamar dari tadi, kau tunggu sebentar ya? Akan eonni panggil dia” Ahra eonni pun menuju kekamar Kyuhyun. Aku mengangguk pelan.

30 menit kemudian Kyuhyun datang. Memang lama, pasti karena dia enggan untuk meninggalkan barang kesayangannya itu.

#Kyuhyun POV#

“Kyu” suara Ahra noona terdengar dari balik pintu kamarku.

“ne eonni, wae?” jawabku ketika noona sudah berada didalam kamarku

“Jiseon datang, ternyata dia lebih cantik aslinya dari pada di foto yang kau letakkan di dompetmu itu dan sekarang dia sedang menunggumu di teras belakang”

“jinjja? Ah aku pikir dia tidak mau datang” tukasku dan langsung menghentikan permainanku.

“benarkah apa yang aku lihat ini? Kau rela menghentikan gamemu karena kedatangan yeoja itu, biasanya walaupun eomma atau appa memanggilmu kau tetap tidak bergerak 1 inci pun dari situ” heran noona. Aku hanya tersenyum tipis dan mengangkat kedua bahuku lalu ke kamar mandi. Memang hanya dia satu-satunya yeoja yang mampu membuatku berpaling dari benda kesayanganku ini.

“eh,, Jiseon ada di teras belakang, kenapa kau ke kamar mandi?”

“aku ingin terlihat rapi di depannya noona”

“aih aih,, anakku ini. Ya sudah noona juga mau pergi sebentar ya? Kalau mau pergi jangan lupa memberi tahu ahjussi agar dia tidak khawatir”

“ne, noona hati-hati yah!” teriakku dari dalam kamar mandi.

“tentu nak” jawab noona dan beberapa detik kemudian aku mendengar suara pintu yang ditutup. Noona memang selalu menganggapku anaknya dan aku menyukai itu.

Setelah mandi aku bingung memilih baju apa yang harus aku pakai. Semua baju di dalam lemari aku keluarkan dan itu membutuhkan waktu yang lama. Aku masih saja seperti ini, selalu gerogi ketika akan bertemu dengannya. 'Kyu, ku mohon hentikan ini, dia tidak mencintaimu'batinku. akhirnya setelah kira - kira 30menit aku menemukan baju yang pas juga. tanpa basa-basi lagi aku menuju teras belakang. sepertinya dia sudah marah tapi sebelumnya aku persiapkan dulu wajah muramku agar dia tahu aku tidak akan mengejar-ngejarnya lagi.

"oh,, kau sudah datang" tukasku datar

"kenapa kau lama sekali? aku sudah hampir lengket disini" omelnya kesal

"aku bosan di rumah terus, aku mau keluar" tukasku tanpa melihatnya dan pergi

"eh,, eh,, kau mau kemana? aku sudah datang untuk belajar dan kau membuatku menunggu lama kenapa kau pergi seenaknya?" tuntutnya

"terserah saya dong! ini kan rumahku" ketusku dan berlalu dari hadapannya

"yyaa" jeritnya mengikutiku dari belakang.

aku mengeluarkan motor besarku yang sudah tergantung 2 helm di sini dari garasi dan lengkap dengan jaket biru tuaku dan shal coklat dileherku karena cuaca di Seoul sekarang memang sedang dingin. kemudian aku menghampiri dia yang  sedang berdiri didepan pintu sambil menghentakkan kakinya dilantai dan menatapku sinis. tingkahnya itu benar-benar mengingatkan aku pada kejadian di SMP dulu. aku pun pura-pura lewat didepannya tanpa mengajaknya dan aku gas motorku ketika berada tepat dihadapannya.

"yya!! kau meninggalkan aku sendiri di rumahmu? kau tidak takut aku membakar rumahmu?" ancamnya

"kau mau ikut tidak?" tawarku sembari menyodorkan helm dia lalu menujur posisiku berada.

"kemana?" tanyanya antusias

"kita ke Lotte Amusement Park" seruku dan tidak menghiraukan usahaku agar terlihat dingin lagi padanya.

"jinjja? kalau begitu kajja!" serunya dan menyambar helm yang ada ditangan kiriku. tidak sampai 1detik dia sudah berada diatas motorku.

"Jiseon-ah,, kau berpegangan karena kita akan melaju seperti ghost rider"

"shireo" mendengar kata shireo dari bibir indahnya itu aku langsung menancap gas. otomatis Jiseon kaget dan malah menarik shal dileherku, akupun kaget karena cekikkan itu. aku menghentikan motor.

"yyaa,!! apa kau mau membunuhku hah!!" bentakku

"tadi aku hampir jatuh"

"sudah ku bilangkan? berpegangan"

"ishh,," desisnya terpaksa memegang ujung jaketku

"bukan seperti itu" aku langsung menarik tangannya dan melingkarkannya dipinggangku. oops! jantungku seperti ingin melompar keluar. persetang dengan jantungku ini. yang penting sekarang di atas motor ini dia milikku.

***

aku mencintaimu bagai angin yang menghempasmu kali ini
akan semakin kuat menghempasmu jika kau mencoba sekuat tenaga untuk lari
meskipun kau memakai jaket setebal apapun angin ini tetap menusukmu hingga ketulangmu
jadi biarkan aku mencintaimu Park Jiseon

***

TBC


Buuaarrrrr.........!!!!!! #author muncul bareng
Gimana-gimana?? bagus gak? feelnya dapet gak
kalo jelek maaf ya? coz author masih junior
biar author cepet post Part 2nya please kommen and berikan kritik dan saran kalian yaa
Gomawo^^