Sabtu, 19 September 2015

[FF] I’ll Be Your Star (Chapter 5)

PJS Entertainment
Present
__________..~~ooOoo~~..__________

Title      : I’ll Be Your Star (Chapter 5)

Author : Park Jiseon a.k.a Veny Sugandhi

Cast      :
-          Henry Lau (Super Junior M)
-          Sun Hyesung (OC)
-          Yesung (Super Junior)
-          Donghae (Super Junior)
-          Chanyeol (EXO-K)
-          Park Jieun (OC)
-          Kim Youjung (Dong Yi)
-          And other

Length  : Chaptered

Rating  : PG-15

Genre   : Romantic

~~Di larang keras menyalin dan memposting ulang FF ini untuk kepentingan pribadi atau blog. Itu namanya PLAGIAT dan plagiat pantesnya di buang ke JAM BAND~~

Recommended Song : Henry – Trap

Warning            : Typo bertebaran dimana-mana!! Jika tidak berhati-hati anda akan tertular virusnya (?)

Sebelumnya author mau minta maaf karna FF ini sempat terbengkalai pembuatannya disebabkan oleh author yang hilang mood buat nulis dan tugas kuliah yang na’udzubillah. Semoga chapter kali ini bisa kalian terima yaah TT..TT *bow*

__________..~~ooOoo~~..__________
Summary          :

“Aku seekor burung yang ditinggalkan didalam sangkar kecil yang disebut dirimu.
Aku bahkan tak bisa terbang jauh.
Aku semakin lemah dalam dirimu. Di dalam cinta ini yang selalu tetap hidup.
Oh aku terjebak, aku terperangkap”
# Henry – Trap #

__________..~~ooOoo~~..__________

Sebelumnya…

Hyesung terus melamun hingga dia tak menyadari bahwa penampilan Henry sudah lama berlalu. Riuh penonton semakin menjadi-jadi. Hyesung bingung dengan apa yang terjadi, karena Jieun di sampingnya mulai mengguncang-guncang pundaknya. Kesadarannya mulai kembali dan dia melihat ke arah panggung. ‘Dimana Henry?’ bisiknya dalam hati.

“Hyesung-ah, lihat di sampingmu.” Perintah Jieun. Hyesung pun berbalik.

Hyesung sangat terkejut begitu melihat orang yang di maksud Jieun tadi adalah... “Donghae oppa?” yeoja itu mengerutkan keningnya bingung mengapa namja itu sudah berada di sampingnya menyodorkan karangan bunga yang sangat indah.

TBC

__________..~~ooOoo~~..__________

“Ajikddo naann neooll~” Donghae mengakhiri lagunya dengan menyodorkan sebuah karangan bunga pada yeoja di depannya yang tampak masih bingung dengan keadaan. Namja itu menatap mata yeoja itu dan memaju-majukan bunga yang digenggamnya, pertanda dia menyuruh yeoja itu mengambilnya.

“Ya, Hyesung-ah! Cepat ambil bunga itu!” pekik seorang siswi dibelakang yeoja bernama Hyesung itu sambil mendorong-dorong punggungnya. Beberapa detik kemudian yeoja itu seperti teringat sesuatu lalu tersenyum dan mengambil bunga itu. Ya, itu bunga kesukaannya. Lily putih.

“Gomawo, oppa” ujar Hyesung sambil mencium aroma bunga itu lalu Donghae menepuk rambut yeoja didepannya itu membuat yeoja-yeoja lain sekali lagi menjerit.lain halnya dengan seorang yeoja yang berdiri dibalik panggung, wajahnya tampak sangat marah.


***


“BRAKK!!” seorang yeoja berhasil membuat pintu kamar WC yang dingin itu hampir terbuka saking kuatnya dia mendorong yeoja didepannya. Ekspresi dua orang yeoja lain dibelakangnya tak kalah garang dibanding yeoja yang mendorong Hyesung tadi.

Ujian telah selesai dan kini sekolah mulai sepi. Krystal dan teman-temannya mengikuti Hyesung yang hendak ke WC dan melabraknya disana.

“Ya! Tidak cukup kau menggoda Henry, sekarang kau tebar pesona pada Donghae oppa lagi?” bentak yeoja berambut pirang itu.

“Shippalyo! Lihat ekspresi menjijikkan yang dibuatnya saat menerima bunga dari Donghae oppa tadi” timpal yeoja berambut hitam.

“Apa maksud kalian?” Tanya Hyesung tak mengerti arah pembicaraan mereka. Kedua tangannya terkepal.

“Apa? Kau apa bilang maksud kami?” timpal yeoja berambut hitam tadi. Tampaknnya dia yang paling emosi disini selain Krystal.

“Krystal-ah, kita beri saja dia pelajaran.” Timpal yeoja berambut pendek. Yang dipanggil Krystal mengangguk setuju.

“Ya, kenapa kau tidak bicara eoh? Kau takut? Kau takut?” Krystal menjambak rambut Hyesung.

“Ya. Lepaskan! Appo!” rintih Hyesung kesakitan sambil mencoba melepaskan tangan Krystal dari kepalanya. “Tidak akan!” jawab Krystal semakin mengeratkan genggamannya.

“Pabo! Masih jamankah yeoja saling jambak?” timpal Hyesung membuat darah Krystal makin mendidih. Yeoja berambut pirang itu melepaskan jambakannya dan menatap penuh amarah seringaian yeoja yang baru dijambaknya tadi.

“YEOJA SIALANN!!” Pekik Krystal sambil mengayunkan tangannya hendak menampar Hyesung. Namun belum sempat dia menyentuh pipi itu, Hyesung menahan tangannya dan secepat kilat…

“plak, plak, plak” tiga tamparan berturut-turut berhasil diterimanya dari telapak tangan Hyesung. “Kau fikir kau siapa, berani menamparku?!” bentak Hyesung tepat diwajahnya membuat dua yeoja dibelakang Krystal langsung melihat Krystal yang tengah memegang kedua pipinya yang merah.

“Tangan kotormu itu tidak pantas menyentuh wajahku” pungkas Hyesung. Matanya berkilat-kilat.

“Ya! Berani sekali kau.” Salah satu dari mereka kembali berteriak dan menjambak rambut Hyesung. Aksi saling jambakpun terjadi.

“Prok, prok, prok” suara tepuk tangan menghentikan aksi jambak-jambakan itu. Keempat yeoja tadi langsung berpaling melihat siapa orang itu.

“Aku tidak mempermasalahkan mengapa kalian bertengkar. Tapi, tiga lawan satu itu sangat tidak adil.” Ujar orang diambang pintu dengan suara tenang. Dia berdiri diambang pintu meneliti wajah yeoja-yeoja yang tengah berselisih itu. Dua wakil nenek sihir tadi langsung mundur ke bagian WC yang agak dalam begitu melihat namja itu adalah Donghae.

Donghae masuk menghapiri Hyesung yang sangat berantakan. “Aigoo, kau berantakan sekali.” Ujar Donghae sebelum merangkul Hyesung dan membawanya keluar dari WC itu.

Hyesung tersentak melihat Henry ada diluar WC bersama member The Cupid lainnya. Donghae menepuk pundak kiri namja berkulit putih itu lalu membisikkan.. “Kau harus menyelesaikan ini semua.” Setelah itu mengantar Hyesung pulang.


***


@Henry’s House

Hyesung menyisir kasar rambutnya yang berantakan akibat ulah 3 nenek sihir di WC tadi dengan mulut yang tak henti – hentinya mengomel. Donghae yang sedang duduk disampingnya hanya bisa meliriknya diam – diam sambil cekikikan sendiri.

Keadaan ruang tamu Henry yang sepi membuat suara kedua orang itu terdengar lebih jelas dan terkesan ramai. Padahal hanya mereka berdua yang ada disitu. Para pembantu sedang di belakang dan pemilik rumah –Henry- belum pulang. Sepertinya dia masih membereskan urusannya dengan sang mantan yang maniak itu.

“Yaak!! Oppa malah menertawaiku” Hyesung semakin mengerucutkan bibirnya dan kata-kata yang keluar dari mulutnya semakin tidak jelas. Merasa gemas, Donghae mecubit bibir atas yeoja berpipi tembem itu.

“YAAAAAAAAAAAA…..” Si pemilik bibir pun semakin keras berteriak dan Donghae tertawa dengan lepas.

“Kebiasaan lamamu belum hilang” ujar Donghae di sela tawanya.

“Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan, oppa” kemudian Hyesung mengubek-ubek tasnya dan menyodorkan secarik kertas berwarna pink. Donghae melihat tulisan yang sangat dikenalnya. Tulisan Yesung….

Donghae meletakkan kembali kerjas itu dimeja setelah selesai membacanya. Hyesung menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Aku sama sekali tidak mengerti apa maksudnya!” Hyesung kembali mengambil kertas itu dan melihat secara seksama barisan huruf yang mulai pudar itu.

“Walaupun sudah membacanya ribuan kali sampai mulutku berbusa, aku tetap tidak mengerti apa yang dia maksud” Hyesung mendesis. “Orang yang pertama kali berkata menyayangiku, orang yang berkata akan selalu ada untukku, orang yang berkata tidak akan meninggalkanku, malah menjadi orang pertama yang meninggalkan aku”

Donghae menatap yeoja didepannya itu dengan nanar. “Apa hanya dia namja yang ada di hatimu?”

“Mwo?” Hyesung mengerutkan dahinya. “Maksudmu?”


#Flashback

Seperti biasanya di jam seperti ini Yesung, Hyesung, dan Donghae baru pulang sekolah. Mereka berjalan bersama sambil bercerita kejadian-kejadian menyenangkan yang mereka alami di sekolah tadi. Terlihat jelas bahwa kedua anak laki-laki yang mulai menginjak remaja itu sangat melindung Hyesung. Sebab gadis berkuncir kuda itu yang paling bungsu diantara mereka bertiga.

Hyesung berlari-lari kecil dan berjarak sedikit didepan mereka. Tidak sengaja Hyesung terjatuh. Donghae dan Yesung langsung bergegas melihat keadaan Hyesung yang lututnya sudah berdarah dan telapak tangannya memar.

“Aigoo, Sungie-ya. Gwaenchanayo?” Tanya Yesung panic.

“aphayo, Oppa” jerit Hyesung kesakitan.

Donghae langsung melepaskan tasnya dan membungkuk. “Yesung-ah, naikkan dia dipunggungku!” Tanpa menunggu lagi Yesung langsung membantu Donghae menaikkan Hyesung yang masih menangis dipunggung Donghae. Begitu merasa pas, Donghae langsung berlari menuju rumah dengan Yesung yang mengikuti dari belakang.

Sesampainya dirumah ibu Hyesung bingung mengapa Donghae menggendong Hyesung dan langsung memberikan tempat duduk untuk Donghae meletakkan Hyesung.

“Ahjumma, tadi saat perjalanan pulang Hyesung tidak sengaja terjatuh. Lihat, lututnya bedarah.” Lapor Donghae dengan nafas yang tersengal-sengal. Yesung langsung masuk rumah mencari kotak P3K.

“Aigoo jagi, lain kali kalau berjalan hati-hati. Lihat oppadeulmu begitu panic.” Ujar Ibu muda yang begitu cantik itu. Senyumnya begitu hangat dan menenangkan.

“Mianhae eomma, aku tidak bisa menjaga Hyesung dengan baik.” Sesal Yesung. Ibu muda itu hanya tersenyum dan mengelus rambut Yesung dengan sayang.

“Tidak apa, nak. Salah Hyesung sendiri kan yang tidak hati-hati.” Jawabnya sambil membersihkan luka anak perempuannya.

Keesokan harinya

Dengan lutut yang masih terbungkus kain kasa, gadis manis berumur 9 tahun itu berjalan perlahan menyusuri koridor dengan coklat ditangannya. Siapakah yang memberinya coklat? Atau malah dia yang ingin memberikan coklat kepada seseorang?

Senyumnya langsung mengembang begitu melihat seorang anak laki-laki tengah duduk sendiri sambil membaca buku.

“Donghae oppa!!” panggilnya.

Yang dipanggil langsung menoleh dan tersenyum sumringah begitu tahu yang datang adalah Hyesung.

“Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Donghae heran, pasalnya ini bukan area kelas Hyesung.

Tanpa menjawab pertanyaan Donghae, Hyesung langsung duduk disamping laki-laki berambut kecoklatan itu. “Donghae oppa, kemarin kau keren sekali! Apa kau mau menerima ini?” dia menyodorkan sebuah coklat.

“Wah, coklat. E…!” seru Donghae kegirangan tapi Hyesung cepat-cepat menutup mulutnya.

“Jangan sampai ketahuan siapa-siapa, oppa” bisik Hyesung.

“Waeyo? Apa ini coklat curian?”

“Aiss… aniyo. Coklat ini special.” jawab Hyesung malu-malu.

“Apa maksudnya special? Bukannya ini yang banyak dijual di minimarket?”

“Aiss… pabo!!” pekik Hyesung. Donghae malah tertawa.

Pantang menyerah, Hyesung bicara lagi “Oppa keren sekali saat menggendongku kemarin. Aku tahu ini tidak benar, tapi apakah kau mau menjadi namjachinguku?”

Donghae terdiam dan beberapa detik kemudian dia tertawa lagi. “Aigoo.. Hyesung-ah, anak kecil tidak boleh pacar-pacaran dulu. Belajar saja dulu yang rajin. Oke? Tipe idealku bukan seperti Hyesung.”

Dengan wajah memerah Hyesung berdiri dan pergi meninggalkan Donghae. “Loh, coklatku?”

“Tidak jadiiii!! AKAN KUMAKAN SENDIRI” teriak Hyesung tanpa berbalik. Donghae kembali duduk dan merenung mengingat kejadian kemarin setelah mengantar Hyesung pulang.

Setelah luka Hyesung dibersihkan dia langsung tertidur pulas. Donghae belum kembali di rumahnya, dia menyempatkan diri bermain di kamar Yesung. Sebagai sahabat sudah biasa dia sepeti ini.

Saat sedang mencari komik-komik yang ingin dibaca di rak buku Yesung, Donghae tidak sengaja menemukan kotak coklat besar berada diatas rak buku bertuliskan ‘I Love You’. Penasaran, Donghae mengambilnya dan bertanya. “Wah, coklat untuk siapa ini Yesung-ah. Sepertinya enak, aku makan ya?”

Secepat kilat Yesung langsung menyambar kotak coklat yang ditangan Donghae itu. “Sssssstttt… ini untuk Hyesung” bisik Yesung ditelinga kiri Donghae.

“Mwo!! Untuk apa kau memberikan saudaramu coklat bertuliskan ‘I Love you’” Tanya Donghae heran. Yesung hanya tersenyum.

“Jadi seperti ini, aku dan Hyesung bukan saudara kandung. Saat kecil ibu Hyesung mengadopsiku menjadi anaknya. Jadi kami tidak ada hubungan darah sama sekali, jadi boleh dong” Donghae manggut-manggut bercampur bingung mendengar perkataan Yesung.

Sebenarnya bukan manggut-manggut biasa. Jauh didalam sana, terasa hancur. Ternyata dia dan sahabatnya menyukai orang yang sama.


#Flashback END


Donghae menarik nafas sebanyak-banyaknya. “Kata-kataku saat itu, bolehkah aku menariknya kembali?” Hyesung menatap wajah namja disampingnya itu.

Jika selama ini kalian berfikir Yesung adalah cinta pertamanya itu salah. Sebenarnya sebelum benar-benar mengetahui perasaanya terhadap Yesung, Hyesung lebih dulu menyukai Donghae. Tapi seiring waktu berlalu Hyesung menyadari bahwa perasaanya terhadap Donghae mungkin hanya sebatas kekaguman terhadap sosok Donghae yang selalu sigap setiap dia memiliki masalah.

“Aku memang pernah menyukaimu Oppa. Tapi, aku masih sangat muda saat itu aku hanya tidak bisa membedakan mana mengagumi dan mana mencintai. Dan…” Hyesung menggantungkan kata-katanya.

Donghae menegakkan cara duduknya bersiap mendengar apa kelanjutan dari kalimat Hyesung. “Aku bukan tipemu. Aku terlalu mencintai Yesung oppa” Hembusan nafas frustasi terdengar dari namja itu.

“Baiklah, aku tidak bisa memaksakanmu sekarang. Tapi, bisakah kau memikirkannya lagi?” Donghae menatap manik mata Hyesung begitu lekat. Berharap masih ada harapan untuknya jika dia harus menunggu lagi. Hyesung hanya bisa menunduk, mempertimbangakan apa yang harus dia katakan. Dia juga tidak bisa memungkiri bahwa dulu Donghae pernah mengisi hatinya. Tapi semua itu menghilang karena telah dipenuhi oleh Yesung. Seluruh hati dan dunianya telah diambil alih oleh Yesung.

“Aku tidak bisa berjanji” jawab Hyesung akhirnya. Jawaban itu cukup membuat perasaan Donghae lega. Meskipun itu bukan berarti Hyesung menerima perasaannya tapi ini bisa menjadi alasan untuk menunggu bukan?.


***


Sejak kejadian labrakan di WC waktu itu Hyesung kembali ke kehidupan semulanya. Hidup dengan tenang tanpa gangguan fans Henry yang bertingkah berlebihan seperti Krystal dkk. Terlebih dia terbebas dari tingkah manja Henry yang membuatnya ingin muntah.

Mulanya, sekolah sempat heboh saat mengetahui hubungan mereka yang hanya sandiwara. Tapi bukan Henry namanya kalau tidak bisa meredakan berita yang dibuatnya sendiri. Cukup dengan senyum manis dan kata-kata yang ditambahkan sedikit bumbu penyedap maka semua selesai!

Karena sandiwara itu pula Hyesung dan Jieun jadi akrab dengan semua member The Cupid. Jika sebelum kejadian itu saat istirahat dia hanya berdua dengan Jieun menikmati makanan mereka dikantin, tapi sekarang ada Chanyeol, Tae-ik, Jeremy, Shinwoo dan Henry

“Hey, kalian tahu? Tiga hari lagi Henry ulang tahun” Jeremy angkat bicara.

“Ya!! Tutup mulutmu!” bentak Henry langsung. Dia tidak ingin terjadi sesatu yang menurutnya berlebihan di ulang tahunnya nanti. Menurutnya ulang tahun bukanlah sesuatu yang penting. Karena ulang tahun atau tidak, orang tuanya tidak pernah memberinya selamat atau hanya sekedar menelepon jika mereka ada di luar negeri. Mereka terlalu sibuk mengejar uang.

Jieun yang heboh langsung menanggapi “benarkah, Oppa?” saking hebohnya dia sampai mencondongkan tubuhnya.

“tanggal berapa ini?” Shinwoo yang notabenenya pendiam juga ikut bertanya.

“Ah!! Kenapa aku bisa lupa?” harinya sudah dekat ternyata. “Belum ada apapun yang aku persiapkan”  Chanyeol mendengus.

“memangnya apa yang ada dipikiranmu selain stick drum ha” Henry menimpali.

Hyesung berpikir sebentar. Tiga hari lagi ulang tahun Henry dan mereka tinggal serumah, masa tidak ada perayaan untuk dia? “Serahkan semuanya padaku” akhirnya Hyesung angkat bicara. Henry semakin frustasi mendengar kata yeoja didepannya ini.

“Apa yang bisa diserahkan padamu? Pasti tidak akan ada yang beres” Henry mencibir sendiri tapi tidak ada yang menghiraukan.

Semuanya menatap Hyesung heran. “Yaa! Ku kira kemarin ada yang bilang ‘tidak ingin berurusan dengan Henry lagi’, tapi kok…” Hyesung cepat-cepat menutup mulut Jieun yang seperti ember bocor itu. Hyesung menatap satu persatu wajah namja-namja yang ada disitu dengan canggung.

“Begini, bagaimana kalau kita adakan acara barbeque di rumah Henry?”

“Ah! Saran yang bagus, Hyesung!” Tae-ik ikut menimpali. “ini hari kamis, berarti ultahmu hari minggu kan?”

“Aiss… lupakanlah soal barbeque – barbequean di rumahku! Aku tidak mau.” Henry menyenderkan kepalanya di sandaran kursi.

“Andwae! Kau tidak boleh begitu kawan” ujar Chanyeol lagi. “pokoknya minggu sore harus ada acara!! Hahahaha” tawa Chanyeol menggelgar diakhir kalimatnya.

“Aiss jinjja!! Terserah kalian!!” Henry melengos pergi.

“Ya! Kau mau kemana? Habiskan dulu makananmu” panggil Shinwoo dan Jeremy. “Aku tidak selera lagi” jawabnya malas.

“Itjana! Apa yang harus aku persiapkan?” Tanya Chanyeol dengan suara yang dikecilkan. Sepertinya dia yang paling antusias disini.

“Kalian cukup menyiapkan kuenya saja. Urusan daging dan lain-lainnya biar aku dan bibi Gong yang menyiapkan” saking semangatnya Hyesung sampai berbicara tanpa memikirkan bahwa dia punya rahasia.

“Bibi Gong? Bukankah dia pembantu keluarga Henry?” Tanya Jeremy menyadari. Semuanya langsung menatap Hyesung penuh Tanya.

Hyesung langsung tertegun ‘ah! Kenapa aku bisa keceplosan’. “Ah! Iya,.. bibi Gong memang pembantu Henry” jawabnya terbatah-batah.

“Kenapa kau bisa tahu?” kini gantian Tae-ik yang bertanya. Hyesung sudah seperti terdakwa yang bersalah di pengadilan sekarang.

Hyesung bingung harus menjawab apa. ‘ ayo Hyesung! Apa alasanmu’

“Ah! Itu hehe…, waktu aku masih pura-pura pacaran dengan dia, hehe… aku sempat kerumahnya dan bertemu dengan… bibi Gong. Hehe” jawabnya canggung yang diselingi cengengesan. Semua tampak mencerna perkataannya. “Ah, betul juga! Waktu itu kan sandiwara kalian bahkan seperti sungguhan. Jadi bisa saja kau kerumahnya” ujar Jeremy yang di iyakan oleh yang lainnya kecuali Shinwoo.

‘Huftt… syukurlah mereka percaya.’ Bisik Hyesung dalam hati.


@Henry’s House
Minggu siang, 11:37 AM

Henry melangkah santai menuju kolam renangnya yang sejuk. Berenang sebentar untuk mendinginkan tubuh mungkin menyenangkan. Sebelum melompat ke kolam, dia melihat Hyesung mondar-mandir ke dapur.

“Hyesung-ah! Kenapa mondar-mandir dengan kantong-kantong itu, eoh?” tegurnya.

Hyesung diam sebentar menengok kearah Henry. “Ini untuk sebentar sore” jawabnya dan melanjutkan aktivitasnya.

“Ya!! Aku sudah bilang, kalian tidak perlu melakukan itu. Walaupun gagal, kejutanmu semalam sudah cukup.” Kata Henry sambil menanggalkan kaos oblong hitamnya. Semalam Hyesung berniat menakut-nakuti Henry beberapa menit sebelum tepat pukul 12 malam dia menggunakan kain gorden dan berpura-pura menjadi hantu perawan sambil menggigit pisau plastik dan mengetuk pintu kamar Henry – untuk memberi ucapan selamat ulang tahun – tapi begitu Henry membuka pintu dan belum sempat mengekspresikan rasa kagetnya, Hyesung malah menginjak kain gorden yang dia pakai dibagian depan hingga membuatnya terjungkal mengenaskan tepat didepan kaki Henry.

Hyesung yang sedang menenteng kantong-kantong besar menghampirinya sambil nyengir kuda.

“Daripada kau cerewet seperti ikan di kolam kesayanganmu ini, lebih baik kau bantu aku mengambil barang-barang untuk birthday partymu dari mobil sebelum aku menabur benih teratai disini.” Hyesung meletakkan kantong-kantong tadi tepat didepan kaki Henry lantas dia melengos ke kursi malas yang berada ditepi kolam sambil menatap sinis Henry.

Henry membalas tatapan itu tak kalah sinis. “Yaa!! Kau yang berinisiatif mengadakan itu, kenapa harus menyuruhku membantumu??!!” kata Henry sebelum Hyesung bersiap-siap memparkan sendalnya.

Minggu malam, 07:48 PM

Suasana pekarangan rumah tuan Lau malam ini sedikit ramai. Terdapat beberapa kursi plastik dan meja berukuran sedang dibagian sisi kanannya. Shinwoo baru saja datang dengan kado kecil berwarna coklatnya. Dia langsung memberikannya pada Henry yang masih duduk dikursi malasnya dengan flat facenya yang menggemaskan.

“Saengil chukkaeyo, bro!” ucap Shinwoo sambil menepuk pundak namja yang sedang kesal itu lalu menghampiri Tae-ik.

Dia –Henry– masih bersikeras tidak ingin mengadakan acara apapun. Dia sudah terbiasa berulang tahun tanpa acara apapun. Terakhir ulang tahunnya dirayakan saat dia berumur 7 tahun itu pun tanpa ayahnya. Tapi memang dasar Hyesung si super kepala batu yang tidak bisa ditolak keinginannya ditambah lagi manusia-manusia didepannya ini –Tae-ik, Jeremy, Jieun, dan Shinwoo– yang mudah dipancing membuat keinginannya hanya angin lalu.

Sementara ini yang datang baru 4 orang. Tae-ik dan Shinwoo sedang mengurus alat pembakar sementara Jeremy dan Jieun sedang mojok berdua. Akhir-akhir ini mereka semakin dekat, sepertinya sebentar lagi akan jadian. Yaah, walaupun Jieun itu fans berat Henry tapi dia masih punya akal sehat untuk tidak menunggu namja itu selama hidupnya “Jeremy juga imut kok” itu katanya. Sedangkan Chanyeol? Tae-ik baru saja meneleponnya, dia bilang dia masih dalam perjalanan mau menjemput seseorang. Semua bertanya-tanya, seseorang siapa yang dia maksud? Tapi dia hanya bilang “Rahasia” membuat Henry semakin dongkol.

Lalu Hyesung? Dia sedang sibuk bersama Bibi Gong di dapur. Jangan tanya bagaimana kagetnya Jeremy, Jieun dan Tae-ik yang kaget melihat Hyesung yang membukakan pintu untuk mereka. Mereka sampai-sampai membuat pintu rumah itu seperti meja persidangan. Untung saja Hyesung beralasan kalau dia memang datang lebih awal untuk bantu-bantu.

“Berapa lama lagi kita harus menunggu Chanyeol?” tanya Henry sambil mengutak-atik HPnya membaca SMS dari para fansnya dengan malas tanpa berniat membalasnya satupun. Dia lebih menyayangi pulsanya.

“Mungkin sedikit lagi.” Jawab Hyesung “Haaaaallllloooooowwwww semuaaaaaaaaa!!!!” berbarengan dengan suara Chanyeol yang menggelegar.

*Krik kriiik krik*

Suaranya yang menggelegar itu malah membuangkam mulut semua orang yang ada disitu. Mereka terpaku atau entah apa namanya karena melihat makhluk yang sangat tak ingin dia hadir malam itu. Dia berdiri disamping Chanyeol dengan wajah sombongnya sambil memegang sebuah kotak biru berpita kuning keemasan.

“Krystal?” ucap Henry, Tae-ik, dan Jermy berbarengan. “HEH!! MAU APA KAU KE SINI YEOJA GILA!!!” semprot Eunji langsung. Krystal langsung mundur bersembunyi dibelakang Chanyeol.

“Eh.. eh.. eh.. chankamhanyo, chingudeul! Aku bisa menjelaskan ini” Chanyeol gelagapan. “Menjelaskan apa? Jelas-jelas dia akan mengacaukan barbeqeu kita” sembur Jermy.

“Tapi, tapi,” Chanyeol masih berusaha ingin menjelaskan. “Chanyeol kau gila?” kali ini Henry yang angkat suara. Hyesung hanya diam melihat yeoja yang masih bersembunyi dibelakang Chanyeol yang tinggi itu. Tangannya mengepal masih teringat kejadian di kamar mandi waktu itu.

“YYAAAA!!!! DENGARKAN DULU PENJELASANKU!!” Chanyeol teriak. Seketika semuanya diam. Dia menatap mata semua teman-temannya satu per satu. “Begini, sebenarnya aku tidak mau membawa dia kesini..”

“KAU DENGAR ITU!!” potong Eunji lagi. “Eunji tolong kau diam.” Shinwoo akhirnya angkat bicara. Eunji langsung menundukkan kepalanya.

Chanyeol berdeham sebelum melanjutkan. “Sebenarnya saat kejadian di WC itu, setelah Henry berbicara dengan Krystal aku diam-diam mengikuti Krystal sampai ke belakang sekolah. Di sana dia menangis sendiri dan aku mencoba menenangkan dia, aku bertanya mengapa dia melakukan itu. Lalu tangisnya malah semakin pecah.”

“Mianhae, Hyesung-ah” pinta Krystal sambil menatap Hyesung yang berdiri sekitar 4 meter dihadapannya. “Aku melakukan itu karena aku tidak suka Hyesung yang sudah menjadi pacar Henry malah menerima bunga dari namja lain. Aku bisa menerima mereka menjadi pasangan, tapi aku tidak bisa menerima kalau Henry dikhianati.”

Hyesung dan Henry saling bertatapan. Ada perasaan tidak enak diantara mereka. Mereka merasa malu telah membohongi orang-orang seperti ini.

“Sungguh, hari itu aku sangat marah sampai tidak bisa menguasai diriku. Henry-ah, Hyesung-ah, jebal mianhaeyo.” Wajah Krystal yang selalu dihiasi dengan tatapan angkuh kini berubah drastis. Apa itu? Ekspresi itu, apa dia... bersungguh-sungguh? Seperti inikah Krystal yang...

“Ayolah kawan, maafkan dia.” Pinta Chanyeol sambil menatap Henry dan Hyesung bergantian. “Aku jamin dia tidak akan mengganggumu lagi”

“Apa yang membuatmu menjamin dia tidak akan menggangguku lagi?” tanya Henry.

Chanyeol hanya tersenyum dan mendekap Krystal mendekat kearahnya. Semua orang bingung dengan jawaban Chanyeol itu. “Sejak kejadian itu aku dan dia semakin dekat daaan..” Chanyeol menggantungkan kata-katanya membuat semuanya semakin bingung.

“Kami baru saja jadian!!” sambung Krystal yang disambut kata “haaaa?” dari semua orang ditempat itu. Chanyeol hanya memamerkan deretan gigi putihnya. Jermy, Tae-ik, dan Shinwoo langsung berhambur memeluknya dengan gaya ala cowok macho khas mereka.

“Aku kira kau akan menjomblo seumur hidup hahahaaa..” seru Tae-ik seketika.

“Kau hebat, bro!!” ujar Jermy sambil mengacak-acak rambutnya.

“Selamat ya!” Shinwoo memberi selamat.

Henry hanya menggeleng kepala melihat tingkah keempat temannya itu dan kembali berselonjor di kursi malasnya. Hyesung dan Eunji hanya acuh tak acuh melanjutkan kegiatan mereka yang sempat tertunda.

Hyesung berbalik lagi menatap namja-namja itu. “Wahai tuan-tuan yang sedang berbahagia, kalian melupakan sesuatu!!” sambil berkacak pinggang.

Namja-namja itu langsung terdiam. Dengan kompak Tae-ik, Jermy, dan Shinwoo berkata “Ada pada Chanyeol!!”

Chanyeol tersenyum sumringah mengambil kotak yangdipegang Krystal sedari tadi lalu membukanya.

“SAENGIL CHUKKAHAEYO HENRY LAAAAAAUUUU” teriak semuanya serentak membuat Henry tersentak.

Chanyeol yang memegang kue ulang tahun membawanya kearah Henry. Tanpa sadar Henry berdiri dari kursi malasnya. Sebelumnya dia ingin marah karena jantungnya hampir saja copot, tapi begitu melihat kue dan teman-temannya menyanyikan lagu itu wajahnya berseri-seri, dia nampak terkejut, terharu, bahagia, semuanya bercampur aduk dan berkumpul diperutnya. “Saengil chukka hamnida~ saengil chukka hamnida~... “.

Air matanya menetes saking bahagianya.

“Aigoo, malah menangis. Cepat make a wish lalu tiup lilinnya!” seru Hyesung. Sejak kecil memang dia yang paling semangat saat akan meniup lilin.

Henry menutup matanya lalu meniup lilin-lilin yang ada diatas kue itu lalu disambut riuh tepuk tangan dan sorak sorai dari teman-temannya.

‘Terima kasih teman-temanku, kalian sangat berharga untukku. Dan kau Hyesung, terima kasih banyak’ batin Henry. Dia terlalu gengsi untuk mengucapkannya langsung.

Acara malam itu berjalan dengan lancar dan sangat seru. Tidak ada masalah. Mereka sangat menyukai makanan dan minumannya. Dan akhirnya Hyesung dan Krystal berdamai pada malam itu. Dan yang terpenting, rahasia mereka tetap terjaga dengan baik. Sesekali Henry memerhatikan Hyesung yang bergumul dengan asap pembakaran sambil tetawa-tawa karena lelucon yang dibuat Chanyeol dan Tae-ik. Dia –Henry- ingin membantu tapi dia terlalu gengsi untuk melakukan itu, dia tidak ingin terlihat terlalu akrab dengan yeoja itu.

Gadis itu, tawanya yang begitu bebas. Dia sangat cerewet, ceria, aktif, hampir tak ada sedikitpun terpancar kesedihan. Dia terlalu bahagia. Tapi, kenapa disaat menyinggung masa lalunya dia langsung berubah drastis? Senyum itu, tawa itu, kecerewetannya, hilang.

“Bro! aku ke WC sebentar.” Pami Chanyeol membuat Henry sadar dari lamunannya. Dia hanya mengangguk memperbolehkan.

Sedangkan Jieun juga ingin ke WC. Sesampai di dalam rumah mereka –Chanyeol dan Jieun- malah berebutan ingin masuk duluan.

Bibi Gong yang melihat itu langsung menghampiri. “Nona, ada apa?”

“Aku ingin memakai WC bi, tapi...”

“Ah, gwaenchanna. Nona pakai saja WC di kamar nona Hyesung. Mari bibi antar.” Saran bibi gong ramah.

Jieun bingung. “Bibi bilang apa? Kamar Hyesung?” tanya Jieun bingung tapi santun. ‘ah, tidak mungkin Sun Hyesung’ batinnya.

“Iya, kamar nona Hyesung. Ada apa?” tanya bibi Gong sopan.

“ah, temanku juga ada yang bernama Hyesung. Apa penghuni rumah ini ada yang bernama Hyesung juga?”

“ah, nona ini. Tentu saja dia teman nona.”


TBC

__________..~~ooOoo~~..__________


Readerdeul, gimana chapter kali ini? Kayanya rada kaku gitu yah? Tapi, semoga kalian suka dan gak bosan-bosan nunggu kelanjutannya yaah ^^

Buat cucuku, semoga kamu suka yah :* :* :*
#FlyWithKyu

MOHON MAAF UNTUK CHAPTER SEBELUMNYA, AUTHOR SALAH TARUH MARGA AYAH DARI HYESUNG. HARUSNYA MARGA AYAH HYESUNG ITU ‘SUN’ TAPI AUTHOR MALAH NULIS ‘KIM’. SEKALI LAGI MAAF~