Jumat, 25 Mei 2018

[Laporan] Obat Antihiperlipidemik


LABORATORIUM FARMAKOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA



LAPORAN PRAKTIKUM
“OBAT ANTIHIPERLIPIDEMIK”




OLEH
NAMA          : FENI SUGANDI
STAMBUK  : 150 2014 0105
KELAS        : C2
KLP              : III (TIGA)
ASISTEN   


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Lemak adalah suatu senyawa atau komponen penting dari suatu sel yang menjadi salah satu sumber energy dalam tubuh. Lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu melindungi tubuh terhadap cedera. Dua lemak utama dalam darah adalah kolesterol dan trigliserida. Lemak mengikat dirinya pada protein tertentu sehingga bisa larut dalam darah; gabungan antara lemak dan protein ini disebut lipoprotein.
Hiperlipidemia adalah suatu kondisi dimana pada tubuh seseorang mengalami kelebihan kadar lipoprotein pada darahnya. Peningkatan kadar lipoprotein dalam darah seseorang bias berupa meningkatnya kadar LDL atau yang pada umumnya disebut dengan lemak jahat. Selain itu juga meningkat kadar trigliserida atau kadar minyak dalam tubuh.
Upaya pengontrolan kadar LDL serum agar selalu berada dalam rentang normal dapat dilakukan dengan mengonsumsi yang berpotensi dalam menurunkan kadar kolesterolserum, agar kadar kolesterol serum selalu berada dalam batas normal, pengendalian berat badan, diet rendah kolesterol, olahraga teratur, dan terapi farmakologi dengan menggunakan obat-obatan hipolipidemia.
Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini untuk mengetahui bagaimana efek farmakologi dari obat golongan antihiperlipidemia dan bagaimana mekanisme kerjanya sehingga dapat menurunkan kadar lemak yang terkandung dalam darah.
B. Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan memahami cara pemberian obat dan efek obat yang tergolong obat-obat antihiperlipidemia yaitu Gemfibrozil dan Simvastatin
C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan efek farmakodinamik dan mampu membedakan efek dari obat yang tergolong obat-obat antihiperlipidemia yaitu Gemfibrozil dan Simvastatin
D. Prinsip Percobaan
Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu penentuan tingkat efektifitas pemberian obat yang tergolong obat- antihiperlipidemia yaitu Gemfibrozil dan Simvastatin pada hewan coba tikus berdasarkan pengamatan efek farmakodinamik obat yang di timbulkan.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.        Teori
Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih kolestrol, kolestrol ester, fosfolipid, atau trigliserid. Hiperlipoproteinemia adalah meningkatnya konsentrasi makro molekul lipoprotein yang membawa lipid dalam plasma. Ketidak normalan lipid plasma dapat menyebabkan pengaruh yang buruk (predisposition) terhadap koroner, serebro vaskuler, dan penyakit pembuluh arteri perifer ( Sukandar, 2008 ).
Hiperlipidemia merupakan kelompok penyakit yang dapat bersifat primer atau sekunder, tergantung penyebabbnya. Hiperlipidemia primer berasal dari kelainan gen tunggal yang diwarisi atau lebih sering disebabkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Hiperlipidemia sekunder merupakan penyakit metabolik yang lebih umum seperti diabetes melitus, asupan alkohol yang berlebihan, hipotirodisme atau sirosis biliar primer. Strategi pengobatan hiperlipidemia sekunder akibat salah satu gangguan ini termasuk pengaturan diet serta sejumlah obat-obat untuk penyebab hiperlipidemia (Katzung, 2013).
Dimana, hiperlipidemia dapat terjadi karena adanya akibat defek tunggal gen yang diturunkan pada metabolisme lipoprotein atau lebih lazimnya, dari kombinasi factor genetik dan gaya hidup seseorang yang tidak baik (Harvey, 2013).
Hiperlipidemia (lebih tepat hiperlipoproteinemia) adalah keadaan, dimana kadar lipoprotein darah meningkat. Dapat dibedakan dua jenis  (Tjay, 2007) :
·           Hiperkolesterolemia dengan peningkatan kadar LDL (dan kolesterol total).
·           Hipertrigliseridemia, dimana kadar TG meningkat.
Hiperlipoproteinemia dapat menimbulkan ( Tim dosen, 2009) :
1.      Aterosklerosis yang termanifestasi menjadi PJK
2.      Nyeri perut berulang, yang disebabkan oleh peningkatan kadar trigliserida (TG) darah, dan dapat terjadi pancreatitis akut yang membahayakan jiwa bila kadar TG darah cukup tinggi
3.      Xantoma, ialah tumor lipid dikulit, tendon, terutama di tendon Achilles.
Dengan elektroforesis lipoprotein dibedakan menjadi 5 golongan besar (Suyatna, 2009) :
a.  Kilomikron
Lipoprotein dengan berat molekul terbesar ini lebih dari 80% komponennya terdiri dari trigliserida dan kurang dari 5% kolesterol ester. Kilomikron membawa trigliserida dari makanan ke jaringan lemak dan otot rangka, juga membawa kolesterol makanan ke hati. Trigliserida dari kilomikron akan mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase (LPL).

b.  VLDL (Very Low Density Lipoproteins)
Lipoprotein ini terdiri dari 60% trigliserida (endogen) dan 10 – 15% kolesterol. VLDL disekresi oleh hati untuk mengangkut trigliserida ke jaringan perifer. Trigliserida VLDL dihidrolisis oleh LPL menghasilkan asam lemak bebas untuk disimpan dalam jaringan adiposa dan bahan oksidasi di jantung dan otot skelet.
c.   IDL (Intermediet Density Lipoproteins)
IDL ini kurang mengandung trigliserida (30%) lebih banyak kolesterol (20%) dan relatif lebih banyak mengandung apoprotein B dan E. IDL adalah zat perantara yang terjadi sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi LDL
d.  LDL (Low Density Lipoproteins)
LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar pada menusia (70% total). Partikel LDL mengandung trigliserida sebanyak 10% dan kolesterol 50%.
e.  HDL (High Density Lipoproteins)
HDL merupakan lipoprotein protektif yang menurunkan resiko penyakit jantung koroner. Efek protektifnya diduga karena mengangkut kolesterol dari perifer untuk dimetabolisme di hati dan menghambat modifikasi oksidatif LDL melalui paraoksonase, suatu protein antioksidan yang berasosiasi dengan HDL.


Lipid darah diangkut dengan 2 cara (Suyatna, 2009):
a.    Jalur Eksogen
Trigliserida dan kolesterol yang bersal dari makanan dalam usus dikemas sebagai kilomikron. Kilomikron ini akan diangkut dalam saluran limfa lalu ke dalam darah via duktus torasikus. Di dalam jaringan lemak trigliserida dalam kilomikron mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan sel endotel. Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk asam lemak kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan menembus endotel dan masuk ke dalam jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali (cadangan) atau dioksidasi (energi). Kilomikron remnan adalah ukuran trigliserida mengecil tetap jumlah ester kolesterol tetap. Kilomikron remnan ini akan dibersihkan oleh hati dari sirkulasi dengan mekanisme endositosis oleh lisosom. Hasil metabolisme ini berupa kolestrol bebas yang akan digunakan untuk sintetis berbagai struktur (membran  plasma, myelin, hormone, steroid dsb) disimpan dalam hati sebagai kolestrol ester lagi atau diekskresi kedalam empedu (sebagai kolesterol atau asam empedu) atau diubah jadi lipoprotein yang dikeluarkan kedalam plasma. Kolesterol juga dapat disintesis dari asetat dibawah pengaruh enzim HMG-COA Feduktase yang menjadi aktif jika terdapat kekurangan kolesterol.


b.    Jalur Endogen
Trigliserida dan kolestrol  yang disintesis oleh hati diangkut secara endogen dalam bentuk VLDL kaya triglisorida dan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan LDL-LDL yang mengandung kolesterol paling banyak (60-70%), mengalami katabolisme melalui reseptor diatas dan jalur non reseptor. Jalur katabolisme reseptor dapat ditekan oleh produksi kolestrol endogen. Pada pasien hiperkolesterolemia katabolisme LDL oleh hati dan jaringan perifer berkurang sehingga kadar kolestrol plasmanya meningkat. Peningkatan kadar kolestrol sebagian disalurkan kedalam makrofag yang akan membentuk sel busa (foam cells) yang berperan dalam terjadinya ateroklerosis premature.
Kolesterol disintesis dalam hati dari asetl-koenzim A. enzim 3-hidroksi-3-metil-glutaril koenzim A (HMG CoA) reduktase mengkatalis tahap awal dalam sintesis kolesterol. Trigliserida dibentuk melalui ikatan tiga asam lemak dengan gliserol (Rubenstein, 2003)
Obat yang menurunkan Lipoprotein Plasma (Suyatna, 2009):
a. Asam Fibrat
Sebagai hipolipidemik obat-obat ini diduga bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor peroxisome proliferator – activated receptors (PPARs), yang mengatur transkripsi gen. Akibat interaksi obat ini dengan PPAR isotipe α (PPARα), maka terjadilah peningkatan oksidasi asam lemak, sintesis LPL dan penurunan ekspresi Apo C-III. Peninggian kadar LPL meningkatkan klirens lipoprotein yang kaya trigliserida. Penurunan produksi Apo C-III hati akan menurunkan VLDL. HDL meningkat secara moderat karena peningkatan ekspresi Apo A-I dan Apo A-II. Derivat asam fibratyang masih digunakan saat ini adalah gemfibrosil, fenofibrat, dan bezafibrat
 b. Resin
Resin menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengikat asam empedu dalam saluran cerna, mengganggu sirkulasi enterohepatik sehingga ekskresi steroid yang bersifat asam dalam tinja meningkat. Penurunan kadar asam empedu ini oleh pemberian resin akan menyebabkan meningkatnya produksi asam empedu yang berasal dari kolesterol. Karena sirkulasi enterohepatik dihambat oleh resin maka kolesterol yang diabsorbsi lewat saluran cerna akan terhambat dan keluar bersama tinja. Contoh obat resin adalah kolestiramin, Colesevelam, dan Kolestiramin.
c. Penghambat HMG CoA Reduktase
Statin saat ini merupakan hipolipidemik yang paling efektif dan aman. Statin bekerja dengan cara menghambat sintesis kolesterol dalam hati, dengan menghambat enzim HMG CoA reduktase. Akibat penurunan sintesis kolesterol ini, maka SREBP yang terdapat pada membrane dipecah oleh protease, lalu diangkut ke nucleus. Factor-faktor transkripsi kemudian akan berikatan dengan gen reseptor LDL, sehingga terjadi peningkatan sintesis reseptor LDL. Peningkatan jumlah reseptor LDL pada membran sel hepatosit akan menurunkan kadar kolesterol darah lebih besar lagi. Selain LDL, VLDL dan IDL juga menurun, sedangkan HDL meningkat. Contoh obat golongan ini adalah lovastatin, pravastatin, simvastatin, dan rosuvastatin.
d. Asam Nikotinat
pada jaringan lemak, asam nikotinat menghambat hidrolisis trigliserida oleh hormone-sensitive lipase, sehingga mengurangi transport asam lemak bebas ke hati dan mengurangi sintesis trigliserida hati. Penurunan sintesis trigliserida akan menyebabkan berkurangnya produksi VLDL sehingga kadar LDL menurun.
e. Probukol
Probukol menurunkan kadar kolesterol serum dengan menurunkan kadar LDL. Obat ini tidak menurunkan kadar trigliserida serum pada kebanyakan pasien. Kadar HDL menurunkan lebih banyak dari pada kadar LDL sehingga menimbulkan rasio LDL.
f. Lain-lain
1. Penghambat Absorbsi Kolesterol Intestinal
Obat ini efektif menurunkan LDL dan kolesterol total, walaupun asupan makanan tidak mengandung kolesterol karena menghambat reabsorbsi kolesterol yang diekskresi dalam empedu. Contoh obatnya adalah Ezetimibe. Ezetimibe menghambat absorbs sitosterol dan kolesterol dalam usus.
2. Neomisin sulfat
Neomisin sulfat yang diberikan per oral dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cara mirip resin yaitu membentuk kompleks tidak larut dalam asam empedu.
3. Beta Sitosterol
Mekanisme kerjanya diduga menghambat absorbsi kolesterol eksogen dan diindikasikan hanya untuk pasien hiperkolesterolemia poligenik yang amat sensitif dengan penambahan kolesterol dari luar (makanan).
4. Dekstrotiroksin
Mekanisme kerjanya dalam menurunkan kadar lipid dalam darah diduga karena efek tiromimetiknya (kemampuan menurunkan kadar lipid yang lebih besar daripada peningkatan kecepatan metabolismenya).
5. Bekatul
Bekatul (bran) populer di masyarakat baik di luar negeri maupun di Indonesia untuk mencegah arteiosklerosis. Dugaan pada permulaan adalah bahwa bekatul dapat menurunkan kadar lipid plasma.    




B. Uraian bahan dan obat
1.  Uraian Bahan
1)  Na. CMC (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi                 : NATRIICHARBOXYMETHYLCELLULOSUM
Nama lain                    : Natrium karboksimetil sellulosa
Text Box: Serbuk    atau   butiran,    putih    atau kuning gading    tidak   berbau   atau   hampir   tidak berbau hidrofilik
Mudah    terdispersi     dalam  air,  tidak larut   dalam etanol 95% dan pelarut organik lain

Sebagai  kontrol  dan  pensuspensi  obat Na-CMC

BM                                 : 90.000 – 700.000
Pemerian                     :


Kelarutan                     :

Penyimpanan             : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan                   :

2.  Uraian Obat
a.    Propiltiourasil (Ditjen POM, 1979 ; 535-536)
Nama resmi                   :  Propylthiouracilum
Nama lain                      :  Propiltiourasil
Pemerian                       :  Hablur atau serbuk  hablur; putih atau kuning gading muda; tidak berbau; rasa pahit
Kelarutan                      :  Sangat sukar larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P; larut dalam larutan alkali hidroksida
Penyimpnan                 :  Dalam wadah tertutup baik
Khasiat                          :  Antitiroidum
Dosis                              :  Maksimum sekali 250 mg, sehari 600 mg.
Kegunaan                     : Sebagai penginduksi
b.    Gemfibrozil (Suyatna, 2007, Harvey,2013)
Golongan obat            :    Fibrat
Indikasi                     :    Fibrat merupakan obat pilihan pertama pada pasien hiperlipoproteinemia tipe III dan hipertrigliseridemia berat ( kadar trigliseridemia > 1000 mg/dL).
Kontra indikasi            :  Pada pasien disfungsi hati dan ginjal yang berat atau pada pasien-pasien dengan penyakit kandung empedu yang telah ada sebelumnya.
Efek samping          :    Gangguan saluran cerna ( mual, mencret, perut kembung dll) yang terjadi pada 10%pasien. Efek samping lainya ruam kulit, alopesia, impotensi, anemia, berat badan bertambah, gangguan irama jantung, dll.
Farmakodinamik     :    Sebagai hipolipidemik obat-obat ini bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor peroxisome proliferator activated receptors (PPARs), yang mengatur transkripsi gen.
Farmakokinetik       :    Diabsorpsi lewat usus secara cepat dang lengkap (>90%), kadar puncak plasma tercapai dalam 1-4 jam, lebih dari 95% obat terikat pada protein terutama albumin waktu paruh 1,1 jam dan dapat menembus sawar plasenta, diekskresi dalam urin (60%) dalam bentuk glukuronid dan 25% lewat tinja.
Dosis                        :    600 mg 2 kali sehari ½ jam sebelum makan pagi dan malam.
c.    Simvastatin (MIMS,2016)
Zat aktif                   : Simvastatin
Golongan Obat               HMG-CoA reductase
Indikasi                              : Hiperlipidemia
Kontra indikasi                 Penyakit hati akut dan ibu hamil
Efek samping          :  Nyeri abdomen, konstipasi, distensi abdomen, astenia, sakit kepala, miopati, rabdomiolisis
Farmakokinetik          :  Diserap dengan baik dari saluran GI (85%).Bioavailabilitas: <5%. Waktu untuk konsentrasi plasma puncak: 1-2 jam.Distribusi: Pengikatan protein plasma: Sekitar 95%.Metabolisme: Ekstensif hati melalui isoenzim CYP3A4 sampai β-hidroksiasid (metabolit aktif utama).Ekskresi: Terutama melalui kotoran (60% sebagai metabolit); urin (10-15%, bentuk tidak aktif). Waktu paruh eliminasi: 1,9 jam (metabolit aktif).
Farmakodinamik        : Selain efek umum juga rambut rontok (reversibel), gangguan psikis (depresi, ketakutan, kecenderungan bunuh diri), dan kerusakan hati (hepatitis) (Tjay. 2007).
Interaksi obat                   : Dapat meningkatkan risiko perdarahan dengan antikoagulan. Mengurangi kadar serum dengan bosentan, efavirenz dan rifampisin.
Dosis obat                                    : Awal: 10-20 mg sekali sehari di malam hari. Dapat menyesuaikan dosis dengan interval minimal 4 minggu.
C. Uraian Hewan Coba
1.     Klasifikasi (Ningsih, 2009)
Kingdom                       : Animalia
Divisio                             : Vertebrata
Class                               : Mamalia
Ordo                                : Rodentia
Famili                              : Muridae
Genus                             : Orytolagus
Spesies                           : Rattus norvegicus
2.     Karakteristik Hewan Coba (Ningsih, 2009)
Pubertas                         : 4 bulan
Masa beranak                : Mei – September
Masa hamil                    : 28-36 hari
Jumlah sekali lahir       : 5-6 ekor
Lama hidup                    : 8 tahun
Masa tumbuh                : 4-6 bulan
Suhu tubuh (̊C)             : 50̊ - 60̊






BAB III
METODE KERJA
a)  Alat yang digunakan
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah alat cek kolestrol (NESCO), batang pengaduk, gelas kimia, kanula tikus, labu ukur 10 ml, penangas air, spoit dan stopwatch.
b)  Bahan yang digunakan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah gemfibrozil, kolestrol murni, Na-CMC, Propiltiourasil (PTU), dan simvastatin.
B. Hewan Yang Digunakan
Adapun hewan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tikus (Rattus norvegicus).
C. Pembuatan Bahan
a.  Pembuatan Bahan
Pembuatan Na-CMC 1% b/v
Disiapkan alat dan bahan, kemudian Na-CMC ditimbang sebanyak 1 gram.Selanjutnya, 100 mL air suling dipanaskan hingga suhu 700C, lalu Na-CMC dilarutkan dengan air suling yang sudah dipanaskan tadi sedikit demi sedikit dan kemudian diaduk.Setelah itu, larutan Na-CMC dimasukkan kedalam wadah, kemudian disimpan didalam lemari pendingin.

Pembuatan PTU (propiltiourasil)
Disiapkan alat dan bahan, ditimbang PTU sebanyak 26,37 mg. Dilarutkan dalam 10 mL air panas sampai homogen, lalu dimasukkan dalam wadah dan disimpan dalam lemari pendingin.
Pembuatan kolesterol murni
Disiapkan alat dan bahan. Ditimbang kolesterol murni sebanyak 160 mg, kemudian dengan 10 mL tween 80.
b.  Pembuatan Obat
a.     Simvastatin
  Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, ditimbang simvastatin sebanyak 8,409 mg.Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Dicukupkan dengan Na-CMC 1% hingga 10 mL, homogenkan lalu diberi etiket.
b.     Gemfibrozil
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, ditimbang gemfibrozil 33, 988mg. Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Dicukupkan dengan Na-CMC 1% hingga 10 mL, homogenkan lalu diberi etiket.
D. Perlakuan Hewan Coba
1.  Disiapkan hewan yang telah diberi tanda
2.  Dikelompokkan hewan menjadi dua kelompok
3.  Diukur kadar kolesterol awal dengan alat uji kolesterol
4.  Semua hewan coba diberikan kolesterol murni dan PTU selama 7 hari.
5.  Pada hari ke-8 dilakukan pengukuran kadar kolesterol hewan coba
6.  Diukur kadar kolesterol pada hewan coba
7.  Dilakukan pemberian obat pada hewan coba tikus
8.  a) Tikus I seberat 280 gram diberikan obat Simvastatin sebanyak 7 mL secara oral
b)  tikus II seberat 238 gram diberikan obat Gemfibrosil sebanyak 6 mL secara oral.
9. Diukur kadar kolesterol hewan coba tikus pada menit 30’, 60’, dan 90’
10.Dicatat efek yang terjadi.
















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan antihiperlipidemik yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil dalam tabel berikut:
Obat
Kadar kolesterol
Menit
Sebelum
sesudah
30
60
100
Gemfibrozil
150
250
200
150
-
Simvastatin
150
250
200
150
-

B. Pembahasan
Hiperlipidemia adalah peningkatan satu atau lebih dari komponen lemak yang terdiri dari kolesterol, fosfolipid, atau trigliserida. Hiperlipidemia dibedakan atas lima macam berdasarkan jenis lipoprotein yang meningkat. Hiperlipidemia ini mungkin primer atau sekunder akibat diet, penyakit atau pemberian obat.
Adapun tujuan dari percobaan yang dilakukan ini yaitu untuk menentukan efek obat Gemfibrozil dan Simvastatin terhadap penurunan kadar kolesterol hewan coba tikus (Rattus norvegicus). Pengukuran kadar kolesterol dilakukan dengan cara mengambil darah dari ekor tikus.
Adapun hewan coba yang di pakai pada percobaan ini adalah tikus (Rattus novergicus), alasan digunakannya karena hewan yang digunakan haruslah memiliki kesamaan struktur dan sistem organ dengan manusia, salah satunya yaitu hewan tikus (Rattus novergicus). Selain itu haruslah juga memperhatikan variasi biologik (usia, jenis kelamin) ras, sifat genetik, status kesehatan, nutrisi, bobot dan luas permukaan tubuh, serta keadaan lingkungan fisiologik. Dan juga karena tikus (Rattus novergicus) juga memiliki komponen darah yang dapat mewakili mamalia lainnya khususnya manusia, dan juga tikus (Rattus novergicus) mempunyai organ terlengkap sebagai hewan mamalia.
            Obat yang digunakan untuk diketahui efeknya pada praktikum ini adalah simvastatin dan gemfibrosil. Sebelum pemberian obat, hewan coba diinduksi dengan kolesterol murni dan PTU selama 7 hari. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kadar kolesterol dalam darah hewan coba. Adapun mekanisme kerja dari PTU menghambat sintesis hormon tiroid dengan memhambat oksidasi dari iodin dan menghambat sintesistiroksin dan triodothyronin. PTU akan menimbulkan hipotiroidisme yang berhubungan dengan peningkatan konsentrasi LDL plasma akibat penurunan katabolisme LDL. Penyebabnya yaitu pada kondisi hipotiroid terjadi penurunan sintesis dan ekskresi reseptor LDL di hati, sehingga LDL banyak beredar di plasma dan menjadi hiperkoleterolemia.
Obat gemfibrozil bekerja menurunkan kadar triagliserol dan meningkatkan HDL. Obat ini bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor peroxisome proliferator-actived reseptor (PPARs) yang mengatur transkripsi gen. Akibat interaksi obat ini dengan PPAR isotope α (PPARα) maka terjadilah peningkatan oksidasi asam lemak, sintesis LDL dan penurunan eksresi Apo-CIII, peninggian kadar LDL.
Obat simvastatin bekerja menghambat HMG KoA reduktase. Simvastatin merupakan laktan yang dihidrolisis menjadi obat yang aktif. Karena tersebut yang kuat terhadap enzim tersebut, semua berkompetisi secara aktif untuk menghambat HMG KoA redukstase. Dengan menghambat sintesis kolesterol secara de novo, obat tersebut mengurangi persediaan kolesterol intraselular.
Pada praktikum ini dengan menggunakan 2 hewan coba (tikus). Setelah pra-perlakuan, kemudian pada hari ke-8 tikus diberikan obat Gemfibrozil secara oral, pada menit 30 setelah pemberian obat kadar kolesterol tikus turun menjadi 200 mg/dL dan pada menit ke 60 menurun lagi menjadi 150 mg/dL. Kadar kolesterol awalnya adalah 150 mg/dL, sedangkan kadar kolesterol induksi adalah 250 mg/dL. Ini membuktikan bahwa Gemfibrozil benar dapat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Sedangkan tikus yang diberikan obat Simvastatin, pada menit ke 30 kadar kolesterol menjadi 200 mg/dL, dan pada menit ke 60 kadar kolesterol menjadi 150 mg/dL. Dimana kadar kolesterol awal sebelum pemberian makanan diet kolesterol yaitu 150 mg/dL dan kadar kolesterol induksi naik menjadi 250 mg/dL. Percobaan ini juga membuktikan bahwa Simvastatin dari golongan penghambat HMG KoA Reduktase dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Dari hasil pengukuran yang dilakukan, diperoleh hasil yang sesuai dengan literatur, yang menyatakan bahwa obat gemfibrozil dan simvastatin adalah obat yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Adapun faktor kesalahan yang terjadi pada percobaan kali ini yaitu kesalahan pada saat penginduksian kolesterol pada hewan coba saat pra perlakuan. Oleh karena itu, kolesterol pada hewan coba didapatkan sangat rendah. Factor kesalahan-kesalahan tersebut antara lain terjadi kesalahan saat pengukuran kadar kolesterol awal pada hewan coba saat pra perlakuandan dan terjadinya kesalahan dalam menimbang berat badan hewan coba (tikus) sehingga terjadi ketidaksesuaian  pada volume pemberian  kolesterol.















BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Gemfibrozil dan Simvastatin efektif dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
B. Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti lagi dalam melakukan percobaan.
















DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2015. Penuntun Farmakologi dan Toksikologi 2. FF UMI : Makassar.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta.
Harvey, A. Richard, dkk. 2013. Farmakologi Ulasan Bergambar. EGC : Jakarta.
Katzung, Bertram G, dkk. 2013. Farmakologi dasar dan klinik. EGC: Jakarta.
Neal, M.J., 2006. At a Glance Farmakologi Medis. Erlangga: Jakarta.
Rubenstein,D.,2003. Kedokteran Klinis. Erlangga : Jakarta.
Sukandar, E.Y. dkk., 2008. Isofarmakoterapi. EGC : Jakarta.
Suyatna, F.D., 2009. Diambil dari buku : Farmakologi dan Terapi Edisi Ke-5, Departemen Farmakologi Terapeutik Universitas Indonesia, Jakarta.
Tim dosen. 2009. Kumpulan kuliah farmakologi. EGC: Jakarta
Tjay, T.H dan Rahardja, K. 2007. Obat-obat penting. PT Elex Media Kompoitindo Gramedia : Jakarta.











LAMPIRAN
A.  Perhitungan Dosis

1)  Gemfibrozil
Dosis obat                                    = 300mg/ tab
Dosis umum manusia    =
Dosis umum tikus           = 30,83
Dosis max tikus               =
Larutan stok                     =
BYD                                   =
Pengenceran
 50mg                   10 ml (50mg/ 10ml)
           
                             X ml              10ml (33,988 mg)
X =
2)  Simvastatin
Dosis obat                                    = 10 mg/ tab
Dosis umum manusia    =
Dosis umum tikus           = 1,023
Dosis max tikus               =
Larutan stok                     =
BYD                                   =
Pengenceran       :
 50mg                   10 ml (50mg/ 10ml)
           
                             X ml              10ml (8,401 mg)
X =
B. Skema Kerja
a.    Praperlakuan
Disiapkan 2 ekor hewan coba tikus
Ditimbang hewan coba tikus
diukur kadar kolestrolnya
Diinduksi PTU dan diberikan makanan berkolestrol selama 1 minggu
Diukur kembali kadar kolestrol


b.    Perlakuan
Diukur kadar kolestrol tikus
Diberikan obat

(Tikus I)                                       (Tikus II)
Gemfibrozil (secara oral)                      Simvastatin (secara oral)   
 


   Diukur kadar kolestrolnya pada menit ke 30, 60, dan 90






Tidak ada komentar:

Posting Komentar